Sirah Nabawiyah: Tanda-tanda Kenabian saat Nabi Muhammad SAW Lahir dan Disusui oleh Halimah
- U-Report
Abdul Muthalib kemudian berdoa kepada Allah SWT dan bersyukur kepadaNya.
Kemudian sang kakek memberinya nama Muhammad.
Padahal nama itu tidak populer di kalangan bangsa Arab.
Kemudian sebagaimana tradisi bangsa Arab, pada hari ketujuh kelahirannya, Nabi Muhammad dikhitan oleh sang kakek.
Adapun wanita yang pertama mengkhitan Rasulullah SAW setelah ibundanya adalah Tsuwaibah.
Tsuwaibah adalah budak wanita Abu Lahab yang saat itu tengah menyusui bayinya yang bernama Masruh.
Sebelumnya, Tsuwaibah juga menyusui Hamzah bin Abdul Muthalib.
Kemudian setelah menyusui Nabi Muhammad SAW, Tsuwaibah menyusui Abu Salamah bin Abdul Asad al-Makhzumi.
Keberkahan yang Dirasakan oleh Halimah dan Keluarga saat Jadi Ibu Susu Nabi Muhammad SAW.
Tradisi yang berlaku di kalangan Arab yang tinggal di kota adalah mencari wanita yang dapat menyusui bayi-bayi mereka.
Hal ini sebagai tindakan preventif terhadap tersebarnya penyakit-penyakit di kota.
Hal-hal itu dilakukan oleh bangsa Arab dengan tujuan agar tubuh bayi-bayi mereka kuat, berotot kekar dan mahir berbahasa Arab sejak kanak-kanak.
Oleh karenanya, Abdul Muthalib mencarikan wanita yang dapat menyusui Nabi Muhammad SAW.
Dia akhirnya mendapatkan seorang wanita dari kalibah bani Sa’ad bin Bakr yang bernama Halimah bin Abu Dzuaib.
Suami wanita ini bernama Harits bin Abdul Uzza yang memiliki julukan Abu Kabsyah.
Dengan begitu, Nabi Muhammad SAW memiliki banyak saudara sesusuan yaitu Abdullah bin Al-Harits, Anisah binti al-Harits, Hudzafah atau Judzamah binti al-Harits (yang diberi julukan asy-Syaima).
Halimah merawat Rasulullah SAW dengan penuh kasih sayang.
Kemudian pada suatu hari, ibu susuannya merasakan ada keberkahan dari kehadiran Nabi Muhammad SAW.
Ia merasakan banyak hal aneh yang terjadi.
Hal itu dikisahkan oleh Halimah sendiri secara rinci.
Ibnu Ishaq berkata, “Halimah pernah berkisah, bahwasannya suatu ketika dia pergi bersama suami dan bayinya yang masih kecil dan masih disusui bersama rombongan para wanita dari kalangan Bani Sa’ad bin Bakr yang sama-sama tengah mencari bayi-bayi yang akan disusui. Halimah berkisah; Ketika itu sedang musim paceklik dimana kami sudah tidak memiliki apa-apa lagi, lalu aku pergi dengan mengendarai seekor keledai betina berwarna putih kehijauan milikku beserta seekor unta yang sudah tua. Demi Allah! Tidak setetes pun susu yang dihasilkannya, kami juga tidak bisa melewati malam dengan tidur pulas lantaran tangis bayi kami yang menangis kelaparan sedang air susu payudaraku tidak mencukupi. Begitu juga dengan air susu unta tua kami tersebut sudah tidak berisi.”
Load more