Jakarta, tvOnenews.com - Setiap anak cucu Adam pernah melakukan maksiat dan berlumuran dosa. Jalan untuk menghapus dosa yang pernah dibuat yaitu dengan bertaubat. Ada beberapa syarat agar taubat yang kita lakukan diterima oleh Allah Ta'ala.
1). Meninggalkan kemaksiatan tersebut
2). Menyesal atas perbuatan yang telah dilakukannya
3). Bertekad untuk tidak mengulangi perbuatan maksiat itu selamanya
Apabila salah satu dari tiga syarat ini tidak terpenuhi, maka taubatnya tidak sah.
Sementara, jika kemaksiatan berhubungan dengan manusia, maka syarat taubatnya ada empat, yaitu tiga syarat diatas dan membebaskan diri dari hak pemiliknya. Apabila hak itu berupa harta atau sejenisnya, maka wajib mengembalikan kepadanya.
Apabila berupa tuduhan zina atau sejenisnya, maka dia harus memberikan kesempatan untuk menghukumnya atau meminta maaf kepadanya.
Jika berupa ghibah (gunjingan), maka dia wajib meminta kehalalan dari orang yang dighibahinya.
Syech Muhammad Nashiruddin al-Albani Rahimahullah menjelaskan apabila meminta kehalalan tidak memunculkan kemudaratan lain. Namun jika memunculkan kemudaratan, maka yang dia lakukan adalah hanya cukup dengan mendoakannya saja.
Imam Nawawi Rahimahullah membawakan sejumlah dalil yang berasal dari Al Quran mengenai keutamaan bertaubat.
وَتُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Bertaubatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung. (An-Nur: 31)
اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ
Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya (Hud: 3)
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ
Wahai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya. (At-Tahrim: 8)
Selain itu Imam Nawawi membawakan beberapa hadits dalam bab taubat, diantaranya adalah :
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, beliau berkata, Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda,
"Demi Allah, sesungguhnya aku beristighfar (memohon ampun) kepada Allah dan bertaubat kepadaNya lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari." (HR. al-Bukhari)
Dari Abu Hamzah Anas bin Malik al-Anshari, pelayan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, beliau berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda,
"Sungguh Allah lebih bergembira dengan taubat seorang hambaNya daripada (kegembiraan) seorang di antara kalian yang menemukan untanya setelah ia kehilangan di padang pasir." (Muttafaq 'alaih)
Dari Abu Musa Abdullah bin Qais al-Asy'ari Radhiyallahu Anhu, dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam beliau bersabda,
"Sesungguhnya Allah Ta'ala membentangkan TanganNya di malam hari, agar pelaku dosa di siang hari bertaubat, dan membentangkan TanganNya di siang hari agar pelaku dosa di malam hari bertaubat, hingga matahari terbit dari tempat terbenamnya."
Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu Anhuma, dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam beliau bersabda,
"Sesungguhnya Allah Ta'ala menerima taubat seorang hamba selama ruhnya belum sampai pada kerongkongannya." (HR. at-Tirmidzi)
(fis)
Load more