Tawaf Wada’ juga dapat sebagai pengungkapan atas harapan agar semua amal ibadah yang dikerjakan baik berupa pengorbanan tenaga, waktu, uang, serta materi lainnya yang dikeluarkan selama berhaji dapat diterima oleh Allah SWT.
Dengan Tawaf Wada’, jemaah berharap ibadah haji dan umrah yang mereka kerjakan benar-benar mabrur dan memperoleh balasan yang dijanjikan Allah, surga penuh kenikmatan.
Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa setelah melaksanakan haji dengan tidak mengeluarkan kata-kata kotor maka akan ia seperti lahir kembali.
“Aku mendengar Abu Hurairah RA berkata: Aku Mendengar Nabi SAW bersabda: Barang siapa yang melaksanakan haji karena Allah dengan tidak melakukan rafas (kata-kata kotor) dan tidak berbuat fusuq (durhaka), maka dia kembali suci seperti bayi yang baru dilahirkan dari kandungan ibunya (tanpa dosa)” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Ungkapan lain dari Tawaf Wada’ adalah sebuah perjalanan panjang dari seorang Muslim dalam melaksanakan ibadah haji.
Sebagaimana kita tahu, pelaksanaan haji membutuhkan materi dan tenaga serta berisiko tinggi.
Haji penuh dengan tantangan yang berat. Perjalanan yang demikian panjang, bahkan semua perjalanan hidup, perlu mendapat lindungan Allah SWT.
Haji merupakan kewajiban sekali seumur hidup, namun tidak salah bila seseorang ingin mengerjakannya lebih dari satu kali.
Hal ini karena, pertemuan atau berada di Ka’bah memiliki makna tersendiri bagi setiap Muslim.
Baitullah bukanlah sekadar “rumah” yang didatangi dan dilihat sepintas dan kemudian ditinggalkan. Tapi merupakan sumber kerinduan bagi setiap jemaah haji.
Wallahua'lam
Load more