Tak Mau Sembunyikan Lagi, Angelina Sondakh Buka Borok DPR di Zamannya, Ternyata Kenyataannya itu Bikin Geleng-geleng Kepala: Kalau Mau Tahu...
- Kolase foto tvOnenews.com / YouTube TRANS TV Official
Lebih jauh, Angelina Sondakh menegaskan bahwa DPR di eranya sangat sarat dengan kepentingan segelintir orang atau kelompok.
"Permainan kekuasaan, permainan kepentingan, nilai idealisme seharusnya untuk kepentingan rakyat, tapi di zamannya aku dan aku melihat kok jadi kepentingan segelintir orang dan segelintir kelompok saja. Ini sistem yang sudah ada dan menjadi budaya," tegas Angelina.
Ia mengakui bahwa uang dan jabatan menjadi candu yang membuat banyak orang, termasuk dirinya, terjerumus.
Dari seorang anggota biasa, Angelina naik menjadi ketua hingga wakil sekjen. Proses itu membuat dirinya kehilangan empati terhadap rakyat.
"Candu dan ketagihan, semakin banyak orang memberimu respek itu kita jadi kayak ‘ya aku butuh lebih, aku butuh lebih’. Dari yang awalnya itu cuma jadi anggota, terus aku jadi ketua, terus aku jadi wakil sekjen,” jelasnya.
Dalam pengakuannya, Angelina Sondakh menyoroti sisi manusiawi seorang pejabat publik yang sering kali kalah oleh ambisi pribadi.
“Jadi ternyata pergulatan mental dari seseorang yang diberi jabatan publik dan amanat publik itu ada pada dirinya sendiri. Aku dulu sangat tidak kuat. Namanya juga 27 tahun, masih punya banyak mimpi dan ambisi, akhirnya kehilangan kepekaan, kehilangan empati, kehilangan simpati terhadap rakyat,” ujar Angelina.
Pengakuan Angelina Sondakh soal borok DPR di zamannya menjadi refleksi keras bagi masyarakat dan para wakil rakyat saat ini.
Ia menunjukkan bagaimana ambisi, kekuasaan, dan uang bisa menjebak seorang pejabat hingga melupakan amanat rakyat.
Kisah Angelina Sondakh sekaligus menjadi peringatan bahwa lembaga DPR seharusnya berdiri untuk rakyat, bukan untuk kepentingan segelintir pihak.
(anf)
Load more