Menurutnya, manipulasi psikologis itu juga yang akhirnya membuat publik sempat mempercayainya sebagai pelaku salah tangkap oleh pihak kepolisian.
Sebab, publik merasa bersalah saat menuduh seorang difabel yang tak memiliki kedua tangan bisa melakukan pelecehan tersebut.
Mungkin kita jadi merasa bersalah kalau kita menuduh dia, misalnya, kan dia seorang difabel, contohnya. Atau kita jadi merasa 'iya juga ya jangan-jangan beneran suka sama suka', kita jadi ikut terbawa dengan manipulasi yang disampaikan oleh terduga pelaku," ujar dr Zulvia.
Oleh karena itu, dr. Zulvia mengatakan perlunya kehati-hatian dalam kasus pelecehan seksual yang menyeret nama Agus tersebut.
Load more