Anak Bunuh Ayah dan Nenek, Psikolog Sebut Kemungkinan Alasannya, Bukan dari Bisikan Gaib Tapi Ada Masalah dengan...
- kolase tim tvOnenews.com
tvOnenews.com - Anak bunuh ayah dan nenek di Lebak Bulus, Jakarta Selatan jadi sorotan. Hingga saat ini belum diketahui motif sebenarnya.
Pelaku yang masih berusia 14 tahun ini tega habisi nyawa ayah dan neneknya menggunakan benda tajam berupa pisau.
Menurut kesaksian warga sekitar, sebelum melarikan diri, pelaku juga melukai ibu kandungnya hingga mengalami pendarahan serius di beberapa bagian tubuh. Beruntung sang ibu berhasil melarikan diri.
Dalam keterangan Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Gogo Galesung kepada wartawan, pada Sabtu (30/11/2024).
"Interogasi awal menunjukkan bahwa dia (pelaku) merasa tidak bisa tidur dan mendengar bisikan-bisikan yang mengganggunya," terangnya.
Berlainan pendapat, seorang psikolog menyebut bahwa tindakan yang dilakukan oleh anak tersebut bisa dipicu karena beberapa kemungkinan.
Menanggapi peristiwa tak biasa tersebut, seorang psikolog anak dan remaja, Novita Tandry, memaparkan beberapa kemungkinan anak bunuh ayah dan nenek. Simak!
- tangkapan layar YouTube tvOnenews
Mengutip dari kanal YouTube tvOnenews pada 30 November 2024, ia menjelaskan dari sisi psikologi ada beberapa hal yang melatarbelakangi tindakan yang dilakukan oleh anak laki-laki berinisial MAS tersebut.
"Ini yang disebut dengan parricide, mbak Agita. Parricide itu adalah dua kata bahasa Latin, 'parr' artinya orangtua dan atau 'cide' itu artinya membunuh. Jadi, tindakan pembunuhan yang dilakukan oleh seorang anak kepada salah satu orangtua atau kepada kedua orangtuanya," jelas Novita.
Psikolog anak dan remaja ini juga menjelaskan bahwa parricide bisa dipicu karena kombinasi beberapa faktor, sosiologis dan juga lingkungan.
"Kalau kita lihat yang pertama, kita harus lihat apakah ada kekerasan atau pelecehan seksual atau pelecehan secara verbal secara fisik di dalam keluarga, dan yang kedua adalah kita lihat apakah ada gangguan psikologis atau mental," kata psikolog Novita.
Lebih lanjut, ia juga memaparkan gangguan mental ini juga bisa juga dipicu karena kecemasan, kepanikan, serta halusinasi dan delusi.
Dari sana, bisa diidentifikasi lagi apakah ada konflik hubungan antara keluarga yang berkepanjangan yang membutuhkan tenaga profesional, atau bisa juga dari tontonannya di sosial media tentang kekerasan, serta lingkungan pertemanan.
Load more