Mentadabburi Petra, Kota Kuno yang Canggih dari Abad ke-4 Sebelum Masehi
- Ammar Ramzi
Kaum Tsamud menantang Nabi Saleh untuk mengeluarkan dari batu seekor unta warna putih tinggi yang sedang hamil 10 bulan anak kembar.
Lalu Nabi Saleh mencoba berdoa kepada Allah dan akhirnya Allah mengabulkan permohonan itu dan keluarlah unta sesuai keinginan Nabi Saleh.
“Apakah Mereka kemudian beriman setelah itu? ternyata mereka berdalih dan tidak mau beriman kepada Allah dan malah menuduh nabi saleh itu sebagai tukang sihir,” terang Ustaz Dr Abdul Kadir.
Ini juga diabadikan dalam Al-Qur’an. Nabi Saleh dianggap sebagai tukang sihir yang hanya bisa membuat ini semua menjadi tidak nyata.
Dari sana Nabi Saleh berpesan kepada mereka agar tidak mengganggu unta yang sudah diciptakan Allah itu. Jika dilanggar maka tidak lama akan turun azab dari Allah.
Dan benar saja atas pembangkangan pembangkangan dan kelancangan kaum Tsamud ini, mereka menyembelih unta itu.
- Ammar Ramzi
Tiga hari setelahnya Allah menurunkan azab. Azab yang pertama kulit mereka berubah warna jadi warna kuning, hari kedua kulit mereka berubah menjadi warna merah, hari ketiga kulit mereka menjadi kehitaman.
“Pas hari keempat ada perintah dari Allah kepada Nabi Saleh dan umatnya agar segera meninggalkan kota berbatu mereka karena sebelum subuh Allah akan menurunkan azab,” tutur Ustaz Dr Abdul Kadir.
Maka begitu Nabi Saleh pergi bersama pengikutnya sebelum subuh Allah mendatangkan azab.
Ada riwayat yang mengatakan sebuah gempa besar terjadi di kota kaum Tsamud dan Allah mendatangkan suara gemuruh yang tidak bisa diterima oleh kuping.
Semua penduduk Petra yang musyrik akhirnya mati dan kota batu megah yang mereka bangga-banggakan menjadi kota yang tidak bertuan.
(amr)
Load more