Tubuh Gemuk tapi Kolesterol Normal Bukan Berarti Aman dari Risiko Penyakit, Begini Penjelasan Dokter
- Gemini AI
Resistensi insulin ini kemudian memicu peradangan menahun (inflamasi kronis) yang berdampak pada banyak bagian tubuh.
Akibatnya, seseorang lebih rentan mengalami penyempitan dan pengerasan pembuluh darah (aterosklerosis), gangguan autoimun, bahkan meningkatkan risiko kanker.
“Radang menahun itu memicu pengapuran pembuluh darah di mana-mana. Jadi walaupun kolesterolnya bagus, tetap bahaya. Karena sumber inflamasi tetap ada di lemak perut,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, dr. Hans juga menyoroti pentingnya mengontrol lingkar perut sebagai indikator kesehatan metabolik.
Ia menyebutkan bahwa lingkar perut yang melebihi batas normal merupakan tanda adanya penumpukan lemak viseral yang harus segera diwaspadai.
“Ingat rumus 32–36. Untuk wanita, lingkar perut jangan lebih dari 32 inci atau 80 sentimeter. Untuk pria, jangan lebih dari 36 inci atau 90 sentimeter. Kalau lebih dari itu, cepat bertindak, cepat diperbaiki,” tutur dr. Hans.
Selain itu, ia juga menekankan bahwa penurunan berat badan tetap perlu dilakukan, meskipun hasil tes darah menunjukkan kolesterol yang baik.
Sebab, faktor risiko penyakit kronis tidak hanya ditentukan oleh kadar kolesterol, melainkan juga oleh jumlah dan distribusi lemak di tubuh.
Menurut dr. Hans, perubahan gaya hidup seperti mengatur pola makan sehat, menghindari gula berlebih, memperbanyak konsumsi serat, dan rutin berolahraga adalah kunci utama untuk menurunkan kadar lemak viseral dan menjaga metabolisme tetap seimbang.
"Walaupun kolesterol baik, harus kuruskan. Turunkan berat badan sampai normal. Karena lemak di perut itu sumber penyakit. Kalau dibiarkan, cepat atau lambat akan muncul komplikasi,” ujarnya lagi.
Penjelasan dr. Hans ini menjadi pengingat bahwa angka kolesterol normal tidak selalu berarti aman.
Pemeriksaan darah hanyalah salah satu cara melihat kondisi kesehatan, sedangkan faktor lain seperti lingkar perut, kadar gula darah, dan sensitivitas insulin juga harus diperhatikan secara menyeluruh agar risiko penyakit kronis dapat diminimalkan. (adk)
Load more