Manggarai, NTT - Wae Rebo begitu terpencil, kampung tua berusia sekitar seribu tahun itu bersembunyi di kaki rimba Poco Roko, hutan lebat di atas wilayah Satar Mese Barat, Manggarai, Flores Nusa, Tenggara Timur.
Sejak meraih penghargaan UNESCO pada tahun 2012, nama Wae Rebo langsung melejit. Seiring waktu, kampung yang merupakan bagian dari Desa Satar Lenda ini perlahan menjadi destinasi favorit yang meramaikan paket wisata "Flores Overland".
Melakukan perjalanan ke Wae Rebo memang tidak mudah. Untuk mencapai kampung yang dijuluki negeri di atas awan ini, wisatawan harus berjalan kaki selama empat jam dari Wae Lomba, sebuah sumber air gunung yang memisahkan hutan negara dengan perkebunan komunal masyarakat.
Meskipun mendaki dan menerobos belantara, pengunjung akan dimanjakan oleh merdunya suara burung endemik Ngkiong atau Kancilan Flores yang bertengger di pepohonan. Di sepanjang perjalanan banyak dijumpai tanaman yang berbunga indah.
Kampung Wae Rebo tersohor karena keunikannya dan terpisah dari wilayah lain di tanah Nuca Lale Manggarai. Rumah-rumah di Wae Rebo berbentuk kerucut, atapnya berjuntai nyaris menyentuh tanah yang terbuat dari ijuk pohon tuak. Uniknya, kayu worok dan bambu pembentuk struktur rumah tak satupun yang dipaku, tetapi hanya diikat tali rotan. Satu rumah bisa menampung enam sampai delapan keluarga.
Sejak dahulu rumah niang Wae Rebo berjumlah tujuh, ditambah dua rumah kerucut berukuran kecil yang dipakai sebagai taman baca dan kantor pelestarian budaya.
Mati suri
Load more