Di Asia, Tiongkok menghadapi gelombang besar penularan virus COVID-19 pasca pelonggaran sejumlah pembatasan dalam kebijakan Zero COVID pada awal bulan ini sehingga investor khawatir aktivitas dunia usaha dan sistem kesehatan di Tiongkok akan mengalami pukulan hebat dalam jangka pendek.
Investor tampak mengabaikan pengumuman yang dibuat oleh Partai Komunis Tiongkok pada akhir pekan lalu bahwa Pemerintah Tiongkok akan membangkitkan ekonomi Tiongkok yang sedang lesu melalui stimulasi konsumsi dalam negeri dan pasar properti.
Dibuka melemah, IHSG mayoritas bergerak di zona merah hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih tak mampu beranjak dari teritori negatif sampai penutupan bursa saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sembilan sektor terkoreksi dimana sektor teknologi turun paling dalam yaitu minus 2,04 persen, diikuti sektor barang baku dan sektor keuangan masing-masing minus 1,64 persen dan 0,99 persen.
Sedangkan dua sektor meningkat yaitu sektor infrastruktur dan sektor barang konsumen non primer masing-masing sebesar 0,52 persen dan 0,2 persen.
Adapun saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu ERTX, TAYS, NICL, SDPC, dan NASI. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni KRYA, BRIS, WMPP, MINA, dan CHEM.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing di seluruh pasar yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau "net foreign sell" di seluruh pasar sebesar Rp185,63 miliar. Sedangkan di pasar reguler tercatat aksi jual asing dengan jumlah jual bersih Rp490,51 miliar.
Load more