BBM Swasta Langka, Sekjen HIPMI Justru Apresiasi Bahlil dan Desak Pertamina Benahi Layanan
- tvOnenews.com/Taufik Hidayat
Jakarta, tvOnenews.com - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah SPBU swasta seperti BP, Shell, dan VIVO menuai sorotan.
Sekretaris Jenderal Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Anggawira, menilai langkah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, soal pembatasan impor untuk swasta sudah tepat sesuai arahan Presiden RI, Prabowo Subianto.
“Keputusan Pak Bahlil sudah sesuai dengan arahan Presiden Prabowo beberapa waktu lalu mengenai komoditas yang menyangkut hajat hidup orang banyak harus dikontrol oleh negara merupakan arah kebijakan yang jelas terkait ketahanan energi nasional,” kata Anggawira dalam keterangannya, Kamis (18/9/2025).
Anggawira yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi, Batu Bara, dan Mineral Indonesia (ASPEBINDO) menegaskan, pemerintah sudah memberi kelonggaran dengan tambahan kuota impor 10 persen dibanding 2024, bahkan realisasinya telah mencapai 110 persen. Namun, stok tetap menipis sebelum akhir tahun.
“Ke depan perlu perbaikan dalam rangka menyusun kebutuhan, tidak dipukul rata kenaikan impor masing-masing 10 persen. Sesuai dengan kebutuhan dan pengembangan SPBU masing-masing karena ada yang pengembangan SPBU lebih progresif dan ada yang standar saja,” ujarnya.
Ia menilai arahan Bahlil agar badan usaha (BU) swasta membeli BBM ke Pertamina merupakan solusi realistis.
“Menurut saya ke depan di 2026 butuh perencanaan yang matang dari BU swasta dan ajak juga lembaga-lembaga independen untuk bisa ikut serta dalam penyusunan dan dilakukan transparansi. Saya pun meminta kepada Pertamina agar melakukan koreksi dan perbaikan produk serta layanan sehingga tercipta persaingan bisnis yang sehat antar SPBU swasta dan milik negara,” tegas Anggawira.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sebelumnya menekankan pentingnya sinergi antara SPBU swasta dan Pertamina untuk menjamin pasokan BBM.
“Kalau mau minta lebih, ini kan menyangkut hajat hidup orang banyak, cabang-cabang industri ini. Kalau mau lebih, silakan berkolaborasi dengan Pertamina. Kenapa Pertamina? Pertamina itu representasi negara. Kita kan tidak mau cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak ini semuanya diserahkan kepada teori pasar. Nanti ada apa-apa gimana?” katanya di Kementerian ESDM, Rabu (17/9/2025).
Load more