Trump Lunakkan Tarif Otomotif: Ada Keringanan untuk Produsen Domestik, China Tetap Kena Sanksi
- ANTARA
Jakarta, tvOnenews.com – Presiden AS Donald Trump akan melunakkan kebijakan tarif otomotif melalui perintah eksekutif, memberikan kredit hingga 15% bagi produsen mobil dalam negeri untuk mengompensasi biaya suku cadang impor. Langkah ini merupakan respons atas tekanan dari industri otomotif AS, termasuk General Motors, Ford, dan Stellantis.
Produsen mobil akan mendapat pengecualian bea masuk untuk suku cadang senilai 3,75% dari harga jual mobil di tahun pertama dan 2,5% di tahun kedua, sebelum fasilitas ini dihapus pada tahun ketiga guna mendorong relokasi rantai pasok ke dalam negeri.
Namun, China tidak mendapat pengecualian. Suku cadang dari China tetap terkena tarif tinggi, yakni minimal 145%, mencerminkan ketegangan dagang yang belum mereda.
Perintah baru ini juga membebaskan produsen dari tarif baja dan aluminium, serta 25% bea atas barang dari Kanada, Meksiko, dan negara lain – selama mereka memilih membayar tarif kendaraan yang lebih tinggi.
Tarif Diperlonggar, Tapi Ketidakpastian Tetap Ada
CEO GM Mary Barra menyebut kebijakan ini “membantu menciptakan lapangan permainan yang setara”. CEO Ford Jim Farley dan Ketua Stellantis John Elkann juga menyambut positif langkah tersebut.
Namun, GM tetap menarik proyeksi keuangan tahunannya karena ketidakpastian kebijakan, bahkan menunda panggilan konferensi dengan analis hingga tarif baru diumumkan secara lengkap.
"Volatilitas akibat kebijakan dagang masih tinggi," ujar Lenny LaRocca dari KPMG, menyoroti bahwa perubahan tarif yang mendadak masih menghantui strategi bisnis jangka panjang pelaku industri.
Asosiasi Otomotif: Tarif Suku Cadang Ancam Industri
Sebelumnya, aliansi industri otomotif AS, termasuk Toyota, Hyundai, dan Volkswagen, memperingatkan bahwa tarif 25% atas suku cadang impor dapat menaikkan harga mobil, menurunkan penjualan, dan mengganggu layanan purnajual. Mereka menilai sebagian besar pemasok tidak siap menghadapi lonjakan biaya produksi secara tiba-tiba.
"Rantai pasok sangat rapuh – kegagalan satu pemasok saja bisa hentikan lini produksi," bunyi pernyataan mereka. (nsp)
Load more