Jakarta, tvOnenews.com – Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS di tengah meningkatnya kekhawatiran global atas kebijakan tarif baru yang diberlakukan oleh Amerika Serikat.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyebut pelemahan dolar AS menjadi faktor utama yang mendorong apresiasi rupiah. "Rupiah diperkirakan akan terus menguat seiring dengan meningkatnya kecemasan negara-negara atas dampak tarif yang diterapkan AS, yang berpotensi menyeret ekonomi Negeri Paman Sam ke dalam resesi," ujarnya kepada tvonenews.com, Jumat (4/4/2025).
Kebijakan tarif AS yang diumumkan Presiden Donald Trump telah memicu reaksi keras dari berbagai negara. Kanada, melalui Perdana Menteri Mark Carney, menyatakan siap melawan kebijakan tersebut dan akan memperkuat ekonominya di antara negara-negara G7. Meskipun Kanada berhasil menghindari tarif 10 persen dalam Perjanjian USMCA, beberapa barang lain tetap dikenakan bea masuk hingga 25 persen.
Selain Kanada, Uni Eropa (UE) juga bersiap melakukan tindakan balasan. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan paket pertama sanksi untuk merespons tarif baja yang diberlakukan AS. Bahkan, UE tidak menutup kemungkinan untuk mengambil langkah tambahan guna melindungi kepentingan bisnisnya.
Di sisi lain, China juga bereaksi keras dengan menyatakan bahwa mereka akan "mengambil tindakan balasan yang tegas" terhadap kebijakan tarif Trump. Negeri Tirai Bambu menghadapi tambahan tarif hingga 34 persen, di luar bea masuk 20 persen yang sebelumnya telah diberlakukan.
Load more