Meski berbagai negara menunjukkan perlawanan, Indonesia kemungkinan besar tidak akan mengambil tindakan serupa. Lukman menilai bahwa pemerintah Indonesia lebih baik mengambil langkah negosiasi dan bersikap "wait and see" terhadap perkembangan global ini.
"Ekonomi Indonesia masih tergolong kecil dalam konteks perdagangan dunia, sehingga retaliasi bukanlah pilihan terbaik. Lebih baik pemerintah fokus pada diplomasi ekonomi untuk menghindari dampak negatif kebijakan ini," ungkap Lukman.
Sementara itu, dolar AS juga melemah akibat data sektor jasa dari Institute for Supply Management (ISM) yang lebih lemah dari perkiraan. Hal ini mencerminkan meningkatnya kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi AS yang semakin tertekan oleh kebijakan proteksionis Trump.
Dengan berbagai faktor global yang mempengaruhi, rupiah diperkirakan akan bergerak di kisaran Rp16.600 hingga Rp16.800 per dolar AS. Pada perdagangan Jumat pagi (4/4/2025), nilai tukar rupiah dibuka menguat sebesar 93 poin atau 0,55 persen ke level Rp16.653 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.746 per dolar AS.
Ketidakpastian kebijakan dagang AS dan ancaman retaliasi dari negara-negara lain diprediksi akan terus memengaruhi pasar keuangan global. Investor pun diharapkan tetap waspada menghadapi potensi volatilitas yang tinggi dalam beberapa waktu ke depan. (ant/nsp)
Load more