Jakarta, tvonenews.com - Di tengah kondisi eksternal yang tidak mendukung, kinerja perusahaan batubara terbesar di Indonesia, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) justru terus tumbuh. Laba BUMI (yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk) justru naik lebih dari enam kali lipat di tahun 2024.
Sepanjang tahun 2024, BUMI melaporkan pencapaian laba periode berjalan (yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk) yang meningkat hingga 517,8 persen, dari 10,9 juta dolar AS di tahun 2023 menjadi sebesar 67,5 juta dolar AS.
“BUMI menyampaikan Kinerja Keuangan berdasarkan PSAK 111 tentang Joint Venture Accounting yang mengonsolidasikan Arutmin, namun Kaltim Prima Coal (KPC) sebagai usaha tidak dikonsolidasikan,” seperti dikutip dari keterangan tertulis yang dikutip Sabtu (29/3/2025).
Pertumbuhan kinerja laba di 2024 dicapai melalui upaya efisiensi yang dilakukan BUMI untuk menghadapi kondisi ekonomi global yang tidak mendukung. Secara umum, pendapatan perseroan tertekan turunnya harga batubara, sementara biaya membengkak akibat naiknya harga bahan bakar.
Sepanjang tahun 2024, pendapatan bruto BUMI tercatat mengalami penurunan sebesar 19,1 persen, dari sebesar 1,679 miliar dolar AS di tahun 2023 menjadi sebesar 1,359 miliar dolar AS. (Sesuai PSAK 111).
Sementara jika pendapatan KPC (Kaltim Prima Coal) yang 25 persen sahamnya dimiliki perseroan dikonsolidasikan, maka pendapatan bruto BUMI tercatat sebesar 5,72 miliar dolar AS, atau turun 13 persen dari pendapatan bruto di tahun 2023 yang tercatat sebesar 6,57 miliar dolar AS.
“Penurunan kinerja pendapatan ini terutama disebabkan turunnya harga batubara sebesar 12 persen (Year on Year/YoY),” demikian penjelasan BUMI.
Load more