KKP Perkuat Pengelolaan Warisan Budaya Bawah Air
- tangkapan layar https://www.djppr.kemenkeu.go.id/debtswapdalamrangkatfcca:sebuahinisiatifpengalihanutanguntukkonservasiterumbukarang
Belitung dipilih sebagai lokasi pelatihan karena memiliki banyak warisan budaya bawah air, termasuk berbagai situs kapal karam dan artefak bersejarah. Secara geografis, wilayah ini berada di jalur pelayaran dan perdagangan dunia yang dikenal sebagai The Maritime Silk and Spice Route.
Salah satu penemuan bawah air paling signifikan di Indonesia adalah Belitung Shipwreck, kapal karam yang ditemukan sekitar 1,5 mil dari pantai Desa Batu Itam, Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung. Kapal ini diperkirakan berasal dari tahun 800 Masehi dan diyakini sebagai Arabian Dhow yang membawa sekitar 60.000 muatan, termasuk:
-
Keramik Changsha Dinasti Tang dengan motif lotus Budha, kaligrafi Al-Qur'an, serta desain khas Asia Tengah dan Persia.
-
Artefak dari emas dan perak.
-
Mangkuk hijau Persia, resin, logam, dan rempah-rempah.
Peserta Pelatihan dan Partisipasi Pihak Terkait
Pelatihan ini diikuti oleh berbagai pihak, termasuk:
-
Secara luring: Staf Pemerintah Kabupaten Belitung, museum daerah, Kantor Desa Batu Itam, perwakilan kelompok sadar wisata Desa Batu Itam dan Desa Keciput, penyuluh kelautan dan perikanan BBRUPP KKP, serta tim ahli cagar budaya daerah.
-
Secara daring: Staf museum daerah di Batam, Bintan, dan Tanjung Pinang; pemerintah daerah Kepulauan Riau dan Tidore; Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK IV) Kepulauan Riau dan Sumatera Barat; Universitas Andalas; LRSDKP; serta Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menegaskan bahwa pengelolaan warisan budaya maritim di Indonesia harus dilakukan secara optimal.
“Pengelolaan ini tidak hanya mempertimbangkan aspek ekonomi, tetapi juga keberlanjutan dan nilai sejarah yang harus dilestarikan untuk generasi mendatang,” ungkapnya. (ant/nsp)
Load more