Lebih lanjut Arifatul mengungkapkan program ini terbangun usai banyaknya kasus yang menimpa perempuan dan anak, yang salah satu penyebabnya berasal dari pola asuh dalam keluarga dan penggunaan gadget yang tidak bijaksana.
Maka dari itu pihaknya melakukan konsultasi dan koordinasi dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof Abdul Muti dan menyarankan untuk menghilangkan gadget dalam tugas anak-anak di sekolah.
"Jadi tidak lagi menggunakan gadget. Tapi kembali secara manual seperti sebelum covid. Supaya penggunaan gadget di anak-anak ini juga semakin, sedikit," terang Arifatul.
Kemudian Arifatul menerangkan bahwa program ini juga dibangun lantaran bentuk keprihatinan terhadap anak-anak Indonesia yang semakin tidak mengerti tentang negaranya.
Nantinya dalam program ini akan disediakan permainan tradisional agar para anak dapat menerapkan hidup kebersamaan, suportif, dan tidak membedakan apapun latar belakang orang lain.
“Di ruang bersama ini nanti kami akan menyediakan permainan tradisional agar anak-anak ini tidak hanya berfokus kepada gadgetnya, jadi pulang sekolah dia akan lari dan bermain di ruang bersama Indonesia. Kami akan siapkan permainan tradisional yang berbasis kearifan lokal, nanti permainan ini akan berbeda disetiap daerahnya seperti Papua, Kalimantan, Jawa, ataupun Sulawesi,” ungkap Arifatul.
Selain itu di dalam Ruang Bersama Indonesia ini juga akan disediakan literasi, pelatihan untuk meningkatkan keterampilan perempuan. Sehingga para perempuan dapat mandiri dan sejahtera dalam membangun keluarga.
Load more