Menurutnya, perseroan menghadapi berbagai kesulitan, mulai dari tantangan teknis, pandemi Covid-19, kenaikan suku bunga, hingga situasi politik dan ekonomi global yang memengaruhi pengiriman peralatan.
"Namun dengan kerja keras dan semangat, kami berhasil capai target yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia," ungkap Hilmi.
Ia juga menambahkan bahwa Amman kini telah bertransformasi menjadi perusahaan tambang terintegrasi, mulai dari eksplorasi, pemrosesan, hingga pemurnian melalui smelter.
Hilmi berharap bahwa dengan beroperasinya smelter ini, posisi Indonesia di rantai pasok global tembaga semakin kuat.
Dengan peresmian smelter ini, Indonesia menegaskan langkahnya dalam memaksimalkan nilai tambah komoditas tembaga di dalam negeri. (rpi)
Load more