Menurut Djauhari, kemitraan ini mencakup berbagai bidang seperti politik, hukum, keamanan, perdagangan, investasi, hingga sektor energi dan infrastruktur.
Djauhari juga menekankan pentingnya Rencana Aksi 2022-2026 yang disepakati kedua negara pada November 2022, yang mencakup intensifikasi kerjasama di berbagai sektor, termasuk pendidikan, kesehatan, dan budaya.
"Implementasi dari rencana aksi kemitraan strategis komprehensif ini baru saja direview secara berkala," tambahnya, merujuk pada pertemuan Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC) yang baru saja berlangsung di Beijing.
Tantangan Ekonomi Tiongkok di Tengah Dinamika Global
Sementara itu, Muhammad Edhie Purnawan selaku Ketua PP ISEI International Affairs, membahas tantangan yang dihadapi oleh ekonomi Tiongkok saat ini.
Menurutnya, kombinasi dari penurunan berkelanjutan di sektor properti, lemahnya permintaan domestik, dan gesekan dengan negara-negara Barat telah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Tiongkok.
"Pertumbuhan ekonomi China pada kuartal ke-2 2024 ini 4,7% year on year, di bawah prediksi 5,1%, dan melambat dari pertumbuhan 5,3% pada kuartal pertama sebelumnya," ungkap Edhie.
Load more