75 Tahun Indonesia-Swedia, RI Bisa Adopsi Banyak Ilmu di Sektor Energi dan Teknologi: Ada IKEA hingga Spotify
- tvOne
Jakarta, tvOnenews.com - Hubungan bilateral antara Indonesia dan Swedia yang telah terjalin selama hampir 75 tahun, terus didukung dengan kemitraan yang semakin kuat dari berbagai sektor.
Sejak Swedia menjadi salah satu negara pertama di Eropa yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1950, kerja sama di berbagai sektor seperti pendidikan, ekonomi, dan lingkungan telah berkembang pesat.
Duta Besar Indonesia untuk Swedia, Kamapradipta Isnomo, mengungkapkan pentingnya merawat hubungan kedua negara ini dalam berbagai aspek.
"Swedia adalah salah satu negara pertama di Eropa yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1950. Tahun depan, kita akan merayakan ulang tahun ke-75 hubungan bilateral," ujar Kamapradipta Isnomo dalam diskusi Road to ISEI Congress XXII : Dinamika Indonesia-Swedia, Jumat (13/9/2024).
Kerja Sama Indonesia-Swedia Sektor Kehutanan dan Energi Baru
Swedia dan Indonesia memiliki kesamaan dalam hal sektor kehutanan. Menurut Kamapradipta Isnomo, 70% wilayah Swedia tertutup hutan, yang digunakan sebagai alat ekonomi melalui ekspor dan industri.
Selain itu, kedua negara juga bekerja sama di bidang energi baru dan terbarukan.
Pada 2023, Indonesia menandatangani kesepakatan dengan SWAT Fund dari Swedia untuk mengembangkan teknologi biomassa, memanfaatkan limbah menjadi energi.
Proyek waste to energy ini sudah dimulai di Kudus, Jawa Tengah, sebagai pilot project, yang diharapkan akan terus berkembang.
"Swedia memandang hutan sebagai alat ekonomi, sementara juga melindungi alamnya. Kami berbagi pandangan yang sama tentang pentingnya hutan sebagai sumber daya yang berkelanjutan," ungkapnya.
- tvOne
Kama menyatakan, tidak banyak orang tahu bahwa Swedia adalah negara dengan cadangan rare earth terbesar di Eropa, dan mereka juga memproduksi bijih besi berkualitas terbaik di dunia.
Dalam hal ini, Indonesia sebagai negara dengan sumber daya mineral yang berkelimpahan sangat bisa mengadopsi cara-cara yang dilakukan oleh Swedia.
"Dalam proses penambangannya, mereka menggunakan teknologi tinggi tanpa menggunakan bahan bakar fosil, sehingga mampu memproduksi bijih besi berkualitas tinggi," ujar Kama.
Load more