Jakarta, tvOnenews.com - Menjelang penetapan suku bunga acuan BI-Rate oleh Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, dunia usaha kembali berharap agar bank sentral tidak lagi menaikkan suku bunga.
Menyusul pelemahan nilai tukar rupiah pada April 2024 lalu, dimana kurs rupiah akhirnya menembus level 16 ribu, Bank Indonesia telah menaikkan tingkat suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 6,25 persen.
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) berharap Bank Indonesia (BI) tak menaikkan suku bunga acuan atau BI-Rate. Tingkat suku bunga yang lebih tinggi dikhawatirkan akan berdampak negatif terhadap perekonomian.
“Kalau kami maunya, kalau bisa, jangan dinaikkan lagi BI-Rate dengan kondisi yang seperti ini,” kata Ketua Umum Apindo Shinta Kamdani di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di Jakarta, Selasa (16/7/2024).
Dia menilai perekonomian saat ini masih dalam kondisi yang sulit. Oleh sebab itu, langkah kebijakan moneter Bank Indonesia hendaknya dilakukan berhati - hati, apalagi di tengah naik turunnya ekspektasi pasar terhadap penurunan Fed Fund Rate (FFR) oleh The Fed.
Selain tingkat suku bunga acuan, Shinta juga mengingatkan bahwa faktor nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga sangat berdampak kepada dunia usaha. Oleh sebab itu, dia berharap pemerintah dan Bank Indonesia bisa menjaga agar nilai tukar rupiah tetap stabil.
“Kami apresiasi Pemerintah yang terus mencoba untuk mengendalikan nilai tukar rupiah. Tapi memang kita harus menjaga, kalau bisa di level di bawah Rp16.000 tentu saja akan lebih baik,” kata Shinta.
Kurs Rupiah
Sejak menembus level 16 ribuan sejak bulan April 2024 lalu, nilai tukar rupiah masih dalam tren pelemahan. Bahkan, kurs rupiah terhadap dolar AS sempat menembus level 16.400-an pada awal Juli 2024.
Namun, sejak dua pekan terakhir, nilai tukar rupiah mulai bergerak stabil dan cenderung menguat. Pekan ini, kurs rupiah sudah bergerak di kisaran 16.100-an.
Sementara pada perdagangan Selasa, kurs rupiah ditutup melemah tipis, di tengah beragam sentimen mulai dari ekspektasi penurunan suku bunga di Amerika Serikat hingga melemahnya data terkini dari perekonomian Cina.
Pada akhir perdagangan Selasa, rupiah merosot 10 poin atau 0,06 persen menjadi Rp16.180 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.170 per dolar AS. Selain faktor eksternal, pelemahan rupiah ini juga dinilai sebagai antisipasi pasar terhadap pengumuman tingkat suku bunga BI besok. (ant)
Load more