Berdasarkan laporan keuangan terakhir, per 31 Desember 2022, Signature Bank mempunyai aset US$110,36 miliar, turun 6,82 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Sementara itu, dari sisi pinjaman, Signature Bank mencatatkan peningkatan 14,53 persen yoy menjadi US$74,29 miliar per 31 Desember 2022.
Dalam menyalurkan pinjamannya, Signature Bank banyak menyasar bisnis fund banking dengan nilai pinjaman US$27,73 miliar, kemudian properti dengan nilai US$11,9 miliar, dan multi keluarga dengan nilai US$19,51 miliar.
Dari sisi pendanaan, Signature Bank telah mencatatkan simpanan US$106,13 miliar pada 2022, susut dibandingkan simpanan tahun sebelumnya US$88,59 miliar. Untuk posisi simpanannya, Signature Bank cukup banyak mengandalkan simpanan dengan jenis aset digital.
Signature Bank memang sudah merambah sektor ini sejak 2018, saat bank-bank lain di AS sulit memberikan layanan. Saat itu, bank asal New York ini merekrut tim yang mempunyai kemampuan andal di bidang kripto. Signature Bank tidak meminjamkan dana di ruang kripto.
Hubungan Signature Bank dengan klien di ruang kripto terbatas pada deposito dalam mata uang dolar AS saja. Namun, sejak 2018 hingga awal 2022 simpanan kripto ini berkembang pesat. Apalagi sejak aset kripto booming pada 2021, Signature Bank mendapatkan berkah. Porsi simpanan kripto di Signature Bank mencapai lebih dari seperempat dari total simpanannya.
Akan tetapi, sejak awal 2022 aset kripto menjadi terpuruk. Harga kripto runtuh, hingga disebut sebagai masa crypto winter.
Akhir 2022, Signature Bank kemudian berupaya untuk menyusutkan simpanan terkait kriptonya sebesar US$8 miliar.
Seiring dengan ditutupnya Signature Bank oleh regulator AS, sejumlah perusahaan kripto pun berupaya mengamankan dananya.
Load more