Silvergate melaporkan kerugian sebesar $1 miliar (£840 juta) untuk kuartal keempat tahun 2022 setelah investor berebut untuk menarik lebih dari $8 miliar dalam deposito, memaksa bank mengalami kerugian saat menjual aset untuk menutupi biaya penarikan.
Silicon Valley Bank (SVB) kolaps pada Jumat (10/3/2023) setelah 48 jam bank tersebut bangkrut dan mengalami krisis modal. Salah satu faktor kebangkrutan adalah kenaikan suku bunga agresif The Fed selama setahun terakhir.
Keruntuhan SVB memicu kepanikan perusahaan modal ventura utama yang menyarankan perusahaan untuk menarik uang mereka dari bank. Maklum, SVB merupakan bank yang berspesialisasi dalam pembiayaan startup dan berstatus bank AS terbesar ke-16 berdasarkan aset.
Kegagalan SVB menjadi yang terbesar selepas Washington Mutual bangkrut pada 2008. Saat itu, peristiwa kebangkrutan memicu krisis keuangan yang melumpuhkan perekonomian selama bertahun-tahun.
Berdiri sejak 1983, bank ini digagas oleh pengusaha Silicon Valley bernama Bob Medearis dan Bill Biggerstaff.
Mulanya, mereka mencari cara untuk melayani komunitas perusahaan rintisan alias startup di bidang teknologi, yang pada saat itu tidak memiliki akses ke pembiayaan utang dan layanan perbankan.
CEO pertama SVB adalah Roger Smith. Bob Medearis, Bill Biggerstaff, dan Roger Smith membuka kantor pertama Silicon Valley Bank di North First Street di San Jose, California, AS.
Pada awal berdirinya bank tersebut, aset perusahaan hanya berada di angka US$18 juta. Di bawah kepemimpinan Smith (1983-1992), perusahaan melayani pasar yang diabaikan industri jasa keuangan, di mana saat itu diharuskan menunjukkan aset dan laba demi dianggap layak mengajukan kredit.
SVB lantas melantai di bursa National Association of Securities Dealers Automated Quotations Stock Market (Nasdaq) pada 1987 dengan kode SIVB. Perusahaan kemudian menyelesaikan penawaran umum perdana (IPO) setahun setelahnya.
Load more