Kisah Rubiyem, Perempuan Tuna Netra Asal Kota Yogyakarta Pilih Sekolah Rakyat Bagi Pendidikan Sang Anak
- Tim tvOne - Sri Cahyani Putri
Bantul, tvOnenews.com - Dua sekolah rakyat di DI Yogyakarta sudah resmi beroperasi pada hari ini. Salah satunya adalah Sekolah Rakyat Menengah Atas 19 Bantul.
Sejak pagi, para orang tua mulai berdatangan mengantarkan putra-putrinya untuk bersekolah disana. Mereka tampak membawa tas besar berisi perlengkapan pribadi anaknya untuk kebutuhan selama menjalani pendidikan berasrama di sekolah tersebut.
Suasana senang dan haru turut dirasakan para orang tua siswa, satu di antaranya Rubiyem, warga Kotagede, Kota Yogyakarta.
Dengan membawa koper besar, dia bersama putrinya yang bernama Pratiwi Listianingsih berangkat ke sekolah didampingi pendamping program keluarga harapan (PKH) di wilayahnya. Kemudian, mereka bertiga berangkat dengan mengendarai mobil.
Perempuan tuna netra itu mengaku awalnya anaknya tidak mau melanjutkan pendidikannya di sekolah rakyat. Namun setelah mendapatkan pemahaman lebih lanjut, anaknya menerima tawaran tersebut.
Diketahui, Pratiwi merupakan anak keempat Rubiyem yang sebelumnya bersekolah di SMP Perintis Yogyakarta. Sementara, Rubiyem merupakan warga penerima PKH.
"(Tahu sekolah rakyat) Dari sekolahan, SMP Perintis. Lulus kemarin langsung daftar kesini. Kalau saya dapat (informasi sekolah rakyat) dari PKH," ucapnya ditemui, Senin (14/7/2025).
Dia sendiri mengaku ingin menyekolahkan anaknya ke sekolah rakyat agar lebih mandiri. Serta, mendapat ilmu baru yang bisa bermanfaat di masa depannya.
Menurut Rubiyem, keberadaan sekolah rakyat, cukup membantu dan meringankan bebannya. Sebab, seluruh biayanya sekolah sang anak ditanggung oleh negara.
"(Adanya sekolah rakyat) sangat terbantu dan meringankan beban," ungkapnya.
Hal ini dikarenakan faktor ekonomi keluarganya. Mengingat, ia bersama sang suami sehari-harinya hanya bekerja sebagai tukang pijat panggilan. Sementara, mereka harus menghidupi kelima anaknya. Adapun, anaknya yang bungsu juga masih bersekolah di bangku kelas 6 SD.
Di lokasi yang sama, Kepala Sekolah Rakyat Menengah Atas 19 Bantul, Agus Ristanto menyampaikan bahwa kegiatan pada hari ini diawali dengan cek kesehatan para siswa sebelum masuk ke pembelajaran. Mereka juga akan menjalani Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) selama dua bulan ke depan.
Selama menetap di asrama, mereka akan dipantau oleh wali asuh asrama yang telah disiapkan. Bahkan, semua kebutuhan para siswa juga difasilitasi oleh sekolah.
Load more