Mandailing Natal, Sumatera Utara – Bandara Udara atau Bandara Mandailing Natal (Madina) Sumatera Utara diperkirakan akan beroperasi pada tahun 2024 mendatang. Saat ini, pematangan lahan bandara yang terletak di Kecamatan Bukit Malintang Madina tersebut sudah mencapai 86 persen dan pada tahun 2023 akan dilakukan pengaspalan landasan dan pembangunan Afron dan fasilitas lainnya dengan anggaran sebesar Rp 240 miliar.
Salah satu tim konsultan kontruksi Bandara Madina, Budi, menyebutkan tahun ini pematangan lahan bandara, khususnya Runway akan dikerjakan sepanjang 1400 meter. Pada bulan Agustus ini targetnya hanya 80 persen, namun sudah selesai dikerjakan hingga 86 persen.
“Saya rasa tidak ada kendala, progres kita saat ini pada 86,25 persen dari rencana 80,53 persen. Tahun ini pematangan lahan cut and fill akan selesai sesuai target, Insya Allah” tutur Budi.
Rencananya bandara tersebut akan beroperasi pada tahun 2024 mendatang. Untuk kelanjutan pengerjaan bandara tersebut, pada tahun 2023 akan dilaksanakan tahapan konstruksi atau pembangunan, mulai dari pengaspalan Runway, Afron dan pembangunan sejumlah gedung penunjang dengan anggaran mencapai Rp 240 Miliar.
Sementara itu, Wakil Guber Sumatera Utara, Musa Rajekshah, saat meninjau pembangunan bandara Madina Senin kemarin( 22/08/2022) menyebutkan pembangunan Bandara Madina sangat berpotensi menunjang perekonomian diwilayah Sumatera bagian Tenggara atau Tapanuli Bagian Selatan.
Selain posisinya yang sangat strategis, bandara udara tersebut berdekatan dengan perkebunan luas, sejumlah tambang besar seperti tambang panas bumi, dua tambang emas raksasa serta petensi jemaah haji dan umroh.
“mungkin ini sudah selesai pada tahun 2024 paling lama, tapi melihat progres pembangunan seperti ini insyaallah sesuai rencana dan mudah mudahan bandara ini sesuai harapan kita bandara ini tidak hanya nasional tapi bandara internasional.dengan adanya bandara ini ekonomi daerah ini akan bergerak lebih cepat nanti, dan kita untuk berkunjung ke daerah ini akan lebih cepat”sambut wakil gubernur dengan antusias.
Wakil Gubernur menambahkan, keberadaan bandara di Madina sangat mendesak karena daerah ini berada paling jauh dari ibu kota provinsi baik Sumatera Utara maupun Sumatera Barat. Dibutuhkan belasan jam perjalan darat ke bandara Kualanamu dan delapan jam ke Bandara Minang Kabau di Sumatera Barat.
“Sejak awal, pembangunan bandara Madina sangat didukung Pemeritah Provinsi Sumatera Utara. Lebih dari 25 hektare lahan bandara merupakan hibah dari Provinsi Sumatera Utara. Kita juga akan memprioritaskan peningkatan kualitas jalan provinsi menuju bandara ini untuk menunjang operasional bandara ini kelak,” pungkas Musa Rajekshah.(RSR/LNO)
Load more