Indonesia Jadi Sasaran Narkotika dari 3 Negara, Bandar Sasar Masyarakat Ekonomi Tingkat Bawah
- Pixabay
Bengkulu, tvOnenews.com - Saat ini dunia dibanjiri narkotika yang berasal dari tiga wilayah hingga masuk ke Indonesia, hal ini diungkapkan Sekretaris Utama Badan Narkotika Nasional (BNN), Irjen Tantan Sulistyana, pada kegiatan deklarasi dan pencanangan Desa Bersinar (Bersih Narkoba) di Desa Bukit Peninjauan, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, Minggu (16/11/2025).
“Yakni golden triangle berada di utara Indonesia, seperti di Thailand, Myanmar, dan Laos. Lalu, golden crescent (bulan sabit emas) yang terdiri dari Afghanistan, Iran, dan Pakistan. Setelah itu, golden peacock yang berada di Amerika Latin," kata Irjen Pol Tantan.
Khusus untuk Indonesia jaringan narkoba berasal dari golden triangle yakni Thailand, Myanmar dan Laos.
Menurut data laporan United Nation Office on Drugs and Crime (UNODC) tahun 2023, jumlah penyalahguna narkotika di dunia sekitar 296 juta orang atau setara dengan 5,8 persen penduduk dunia yang berusia 15-64 tahun.
"Bila di Indonesia 3,3 juta penduduk Indonesia sudah terpapar," ungkapnya.
Selain itu sebanyak 236 ton metamfetamin disita di Asia Timur dan Asia Tenggara pada tahun 2024, meningkat 24 persen dari tahun 2023. Belum lagi ditambah dengan temuan 1.300 lebih Zat Psikoatif Baru di dunia, hingga 99 jenis zat baru itu sudah masuk ke Indonesia.
“Sebanyak 99 jenis sudah masuk ke Indonesia," sambungnya.
Kondisi saat ini diperparah dengan adanya sindikat jaringan narkoba yang menyasar masyarakat tingkat desa seperti pekerja perkebunan, nelayan, tambang dan ekonomi lemah.
“Mereka manfaatkan masyarakat bahkan perempuan sebagai kurir. Terutama kelompok ekonomi lemah," tegasnya.
Sehingga pemerintah melakukan berbagai pencegahan, seperti yang dilakukan BNN RI dengan peluncuran Desa Bersinar yang diharapkan mampu sebagai pondasi memulai perlawanan melawan peredaran narkoba.
“Poinnya kunci, kesadaran masyarakat dan komitmen bersama untuk mengolahnya untuk Kampanye melawan narkoba," ungkap dia.
Desa Bersinar lanjut dia mencetak agen pemulihan, intervensi berbasis yang dipadukan dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat, potensi desa terhadap kelompok rentan, termasuk remaja putus sekolah.
"Di Bengkulu masih ada 5 kawasan rawan narkoba harus ditekan dari desa," pungkasnya. (rgo/nof)
Load more