Siswa SMAN 1 Matauli Pandan Diduga Dikeroyok Geng Sekolah, Bagini Penjelasan Kapolres Tapteng
- tim tvOne/Syaren
Tapteng, tvOnenews.com - Polres Tapanuli Tengah (Tapteng) menyampaikan telah melakukan pemeriksaan terhadap 14 orang saksi dalam kasus dugaan pengeroyokan terhadap seorang siswa SMA Negeri 1 Matauli Pandan berinisial SM, yang diduga dilakukan oleh geng sekolah hingga babak belur, dan terpaksa dilarikan ke salah satu rumah sakit di Kota Medan, untuk mendapatkan penanganan medis secara serius.
Kapolres Tapteng AKBP Wahyu Endrajaya menjawab wartawan ketika ditanya terkait perkembangan penanganan kasus yang menghebohkan publik.
"Di sini kami bukan untuk menangkap, tapi untuk meminta keterangan intensif dari beberapa siswa. Ada sekitar 14 siswa, yang sudah dimintai keterangannya," kata AKBP Wahyu Endrajaya di Mapolres Tapteng, Jumat (15/8/2025).
Kapolres menjelaskan dalam pemeriksaan saksi tersebut, pihaknya mengalami kendala, sebab korban SM belum bisa dimintai keterangannya oleh penyidik, karena masih dalam perawatan intensif di rumah sakit.
"Satu siswa sebagai saksi kunci pada perkara ini juga belum dapat dimintai keterangannya karena yang bersangkutan tidak hadir," kata AKBP Wahyu Endrajaya.
Terkait peristiwa itu, AKBP Wahyu meluruskan dan membantah, bahwa para siswa yang diduga pelaku penganiayaan terhadap korban sebagai komplotan geng sekolah.
"Kami luruskan, peristiwa ini bukan pengeroyokan, tapi perkelahian atau penganiayaan terhadap korban inisial S. Anaknya siapa, sudah tahu. Pada Rabu tanggal 13 Agustus 2025 sekitar pukul 00.25 WIB, orang tua korban membuat laporan itu, kata dia.
Menurut AKBP Wahyu, dia bahkan terlibat langsung dalam penanganan perkara tersebut. "Usai pelaporan, besok paginya, saya sendiri bersama beberapa jajaran langsung ke sekolah SMA Negeri 1 Matauli Pandan untuk menindaklanjuti masalah ini," kata dia.
Kapolres Tapteng menambahkan, berdasarkan hasil pemeriksaan saksi sementara, peristiwa itu berawal dari cekcok mulut. Namun AKBP Wahyu Endrajaya belum menyampaikan, apa yang menjadi permasalahan sehingga terjadi cekcok.
"Permasalahan ini dipicu karena kesalahpahaman atau diskomunikasi antara kedua siswa. Akibat cekcok mulut saja. Setelah itu, mereka bertemu di Tempat Kejadian Perkara (TKP) tepatnya di Jalan Baru," kata Kapolres AKBP Wahyu Endrajaya.
Sebelumnya, SM seorang siswa kelas tiga di SMAN 1 Matauli Pandan, Kabupaten Tapteng, Sumatra Utara (Sumut) menjadi korban, diduga dikeroyok geng sekolah.
Akibatnya, korban mengalami luka parah seperti gigi copot, pembuluh darah pecah di bagian mata sebelah kiri, tulang rawan koyak di bagian telinga,dan pembengkakan di wajah serta di sekeliling kepala.
Sebelumnya, Ericson Maharaja, orang tua korban menyampaikan, berdasarkan penuturan anaknya, bahwa awal kejadian pengeroyokan yang menimpa SM, terjadi di ruang kelas.
Ditemui di SMAN 1 Matauli Pandan, Kepsek Deden Rachmawan tidak mau berkomentar ketika ditanya, apakah memang ada geng sekolah, di sekolah yang ia pimpin itu, dan bagaimana sebenarnya kronologi kejadian yang mencoreng dunia pendidikan itu.
Deden hanya menyampaikan, menyerahkan sepenuhnya kepada Polres Tapteng untuk penyelidikan peristiwa kekerasan yang terjadi tersebut. “Kita serahkan sepenuhnya penyelidikannya kepada Polres Tapteng, ya,” kilahnya saat awak media menemuinya. (Ssg/wna)
Load more