Medan, Sumut - Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi terkejut mendengar hilangnya 50 ton minyak kotor (miko) CPO yang dikelola PT Perkebunan Sumatera Utara (PSU).
Dugaan hilangnya Miko CPO tersebut terjadi di 2 Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yakni Simpang Gambir Kabupaten Mandailing Natal (Madina) dan PMKS Laut Tador Kabupaten Batubara. Angka kerugian dari kehilangan itu mencapai 2,5 miliar.
"Saya baru dengar kabar burung, pastinya saya belum tau," kata Edy saat diwawancarai di Rumah Dinas, Jalan Jenderal Sudirman, Senin (17/01/2020).
Edy mengakui, belum bisa menjelaskan secara detail perihal dugaan hilangnya Miko CPO itu. Untuk saat ini pihaknya akan menelusuri kebenaran kabar itu. Ia juga berjanji akan menjawab hal tersebut apabila sudah mendapat informasi.
"Makanya itu belum bisa saya jawab, Nanti setelah tau saya jawab," ujarnya.
Sementara itu, anggota Komisi C DPRD Sumatera Utara (Sumut) Artha Berliana Samosir meminta Polda Sumut dan Kejati Sumut turun tangan menelusuri dugaan hilangnya 50 ton Miko CPO PT PSU.
Artha juga curiga, bahwa selama ini PT PSU hanya dimanfaatkan untuk lumbung penghasilan orang tertentu dengan tujuan memperkaya diri.
"Untuk itu saya meminta Kapolda dan Kejati untuk dapat mengusut kehilangan Miko CPO tersebut," ungkapnya. (Ahmidal Yauzar/Nof)
Load more