Aniaya dan Kubur Bocah Enam Tahun di Jember, Ini Pengakuan Tersangka
- sinto sofiadin
Jember, tvOnenews.com - Kasus pembunuhan FT, bocah enam tahun yang dianiaya lalu dikubur di kebun kopi oleh kekasih ibu kandungnya terus bergulir.
Tersangka pembunuhan Mohammad Alfiyanto (25) warga Desa Rarahan, Kecamatan Silo, Jember masih berada di tahanan Mapolres Jember. Tersangka mengaku menyesal membunuh korban dengan sadis.
"Saya menyesal membunuh korban. Dan saya sangat mencintai Irmawati (ibu korban)," sesalnya di Mapolres Jember pada Sabtu (16/3) pagi.
Tersangka mengaku nekat membunuh korban lantaran sakit hati karena korban suka mengejeknya dan berkata kasar.
"Dia tidak suka saya pacaran dengan ibunya. Dia seringkali menunjukkan pantatnya pada saya dengan nada mengejek. Bahkan dia suka berkata kasar," jelasnya.
Puncak kekesalan tersangka ketika korban diajak ke kebun kopi milik ayahnya. Korban tidak mau diam diri dan selalu berlarian kesana kemari meski kondisi hujan.
"Sudah saya larang berkali-kali agar tidak bermain hujan. Tapi tidak dihiraukan. Saya pun muntab dan emosi," kenangnya.
Dengan penuh emosi dan gelap mata, tersangka memukuli punggung dan dada korban hingga jatuh tersungkur. Mengetahui korban jatuh, tersangka meraih tubuh korban dan kembali memukulinya hingga korban henti nafas.
"Saya periksa nadi dan nafas di hidungnya tidak berdenyut. Saya pun menganggap korban mati," katanya.
Mengetahui korban meninggal dunia, tersangka lalu melucuti pakaian korban hingga telanjang bulat. Kemudian tersangka menggali tanah menggunakan ranting pohon hingga kedalaman setengah meter. Tersangka kemudian memasukkan tubuh korban ke dalam karung lalu menguburnya. Untuk menyamarkan, “kuburan" korban ditutupi dedaunan.
"Usai mengubur korban, saya membakar baju korban di gubuk untuk menghilangkan jejak. Sementara gubuk ikut terbakar habis. Lalu saya pergi," jelasnya.
Kepada Irmawati, ibu korban, tersangka mengaku mengantarkan korban pulang dan meninggalkan korban di halaman rumah kakak Irmawati.
"Saat ditanya Irma kemana anaknya, saya menjawab sudah saya antarkan namun hanya sampai halaman, " alibinya.
Karena tak kunjung datang, Irmawati pun melaporkan kehilangan anaknya ke Polsek Sempolan. Irma melaporkan jika anaknya diculik.
"Saat Irma lapor polisi, saya ikut dan juga ikut mencari korban. Itu saya lakukan agar Irma dan warga lain tidak curiga," terangnya.
Load more