Kredit Macet, Pengusaha Kebab Bosman Kehilangan Rumah dan Hadapi Lelang Agunan
- tvOne - zainal
Surabaya, tvOnenews.com – Lukman Ibrahim, pengusaha muda pemilik Kebab Bosman, terpaksa kehilangan sejumlah rumah yang dijaminkan ke PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) akibat kredit macet senilai Rp3,2 miliar. Rumah-rumah tersebut menjadi agunan untuk pengembangan usaha Kebab Bosman yang ia rintis sejak 2019.
Lukman mengungkapkan bahwa ia memulai usaha kuliner kebab dengan membuka lapak kaki lima pada akhir 2019. Pada 2021, Lukman mendapatkan pinjaman kredit modal kerja dari BRI Kantor Cabang Surabaya Jemursari sebesar Rp400 juta untuk mengembangkan usaha tersebut.
"Saya kembangkan usaha dengan membuka beberapa cabang setelah mendapatkan kredit modal kerja dari BRI pada 2021," kata Lukman, yang ditemui usai menghadiri 'panggilan aanmaning' di Pengadilan Negeri Surabaya, Rabu (19/2).
Panggilan ini terkait agunan salah satu rumahnya yang telah dilelang oleh BRI melalui Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Surabaya.
Pada 2022, BRI menawarkan tambahan kredit modal kerja sebesar Rp3,2 miliar yang diberikan untuk memperluas usaha Kebab Bosman, dengan menjaminkan tiga unit rumah milik Lukman di Surabaya, Sidoarjo, dan Malang.
"Saat itu, saya baru membeli rumah di Jemur Wonosari Surabaya senilai Rp2,2 miliar. Meski sertifikatnya belum beralih nama, BRI tetap menerima rumah tersebut sebagai agunan," ujar Lukman.
Namun, meskipun usaha Kebab Bosman telah berkembang pesat dengan membuka cabang di Surabaya dan Malang, Lukman mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban cicilan kredit.
"Saya tetap bayar bunga saja sebesar Rp30 juta per bulan, tetapi angsuran pokok sulit saya lunasi," ungkapnya.
Akibat ketidakmampuan membayar, KPKNL telah melelang dua rumah agunan, termasuk rumah yang terletak di Jalan Jemur Wonosari Surabaya yang laku dilelang pada pertengahan 2024. Sertifikat Hak Milik (SHM) rumah tersebut kini beralih atas nama pemenang lelang, Lu'lu'ul Ilmiyah. Sementara satu rumah lagi yang terletak di Malang masih dalam proses lelang.
Lukman mengkritisi prosedur pengajuan kredit yang dianggapnya tidak sesuai dengan kapasitas usaha yang dijalankannya.
"Saya ini pengusaha UMKM kaki lima, kenapa BRI memberikan kredit sebesar Rp3,2 miliar?," keluhnya.
Load more