Perkembangan Ibadah Haji Terus Berubah, Pembimbing Haji dan Umroh Diwajibkan ikuti Pelatihan dan Kantongi Sertifikat
- Tim tvone - sandi irwanto
Surabaya, tvOnenews.com - Perkembangan dunia ibadah haji dan umroh yang terus berubah menjadikan pelatihan pembimbing haji dan umroh profesional menjadi semakin penting di Indonesia. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pembimbing haji dan umroh agar mereka siap menghadapi tantangan di lapangan. Selain itu, untuk memastikan bahwa para pembimbing memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai.
Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur bersama Universitas Negeri (UIN) Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, dan DPW FK KBIHU (Forum Komunukasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji – Umroh) Jawa Timur menggelar pelatihan pembimbing haji dan umroh profesional di sebuah holel di Surabaya selama sepekan, mulai tanggal 12 hingga 18 Februari.
Pelatihan yang diikuti seluruh perwakilan pembibing Haji dan Umroh di Indonesia ini, bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pembimbing haji dan umroh agar mereka siap menghadapi tantangan saat bertugas di tanah suci, pada pelaksanaan ibadah haji tahun 2025.
Ketua DPW FK KBIHU Jawa Timur, Habib Abu Bakar Assegaf menyebutkan, pelatihan dan sertifikasi pembimbing ini, sebagai bekal dasar bagi para pembimbing agar mereka profesional dalam melayani jamaah haji.
"Ibadah haji dan umroh tidak sekedar tentang perjalanan, tetapi berkaitan dengan memahami filosofi dan perubahan-perubahan, yang terjadi dalam setiap aspek pelaksanaannya. Pembimbing haji harus terus belajar memahami regulasi terbaru dan selalu siap menghadapi perkembangan yang ada,” ujar Habib KH Abu Bakar Assegaf.
“Oleh karena itu, sertifikasi ini menjadi kunci dalam memastikan bahwa pembimbing haji kita tidak hanya kompeten tetapi juga professional,” imbuh Habib Abu Bakar.
Keberhasilan ibadah haji, kata Habib Abu Bakar, tidak hanya bergantung pada kondisi fisik jamaah, tetapi juga pada bimbingan yang diberikan oleh pembimbing haji yang kompeten.
“Seiring dengan peningkatan jumlah jamaah dan perubahan dalam prosedur, pembimbing haji harus terus mengembangkan diri,” ujarnya.
Digembleng Selama Sepekan
Sementara itu, Dr. Bobby Rachman Santoso, M.S.I., dosen UIN Tulungagung, menjelaskan pentingnya sertifikasi ini, yang melibatkan pelatihan selama 8 hari penuh di Surabaya. Selama periode ini, peserta mengikuti berbagai sesi dari subuh hingga malam hari, termasuk shalat berjamaah dan materi pembekalan dari narasumber kompeten seperti Profesor Doktor Ahmad Riskon Hamami dan Profesor Doktor Dede Nur Rohman.
“Sertifikasi ini tidak hanya berfokus pada pengetahuan agama, tetapi juga pada pemahaman regulasi pemerintah, serta kesiapan para pembimbing untuk menangani situasi yang mungkin terjadi, terutama dalam hal kesehatan dan keselamatan jamaah,” ujar DR Bobby Rachman.
Di Indonesia, masih banyak pembimbing haji yang belum memiliki sertifikasi kompeten. Inilah yang mendorong kerjasama antara UIN Tulungagung, FK KBIHU, dan Kanwil Kemenag untuk terus menyelenggarakan pelatihan secara berkala.
"Kami ingin memastikan bahwa setiap pembimbing haji tidak hanya memenuhi standar kompetensi, tetapi juga amanah dan profesional," ungkapnya.
Pembimbing yang berhasil lolos sertifikasi tidak hanya dianggap siap secara teknis, tetapi juga memahami aspek penting lainnya, seperti filosofi haji, etika perjalanan, serta regulasi pemerintah yang selalu berkembang. Sertifikasi ini juga dilengkapi dengan penilaian ketat, dimana peserta harus meresume setiap materi yang diberikan dan mengikuti pre-test dan post-test dengan standar kelulusan minimal 75.
Sertifikasi ini merupakan bagian dari upaya untuk menjaga kualitas pembimbing haji di Indonesia. Proses seleksi yang ketat memastikan hanya pembimbing haji yang benar-benar terlatih dan siap yang lulus. Dalam setiap angkatan (kini angkatan ke 8), peserta akan diberikan pemahaman yang mendalam mengenai perjalanan haji, serta peningkatan keterampilan interpersonal dan komunikasi untuk memastikan jamaah mendapatkan bimbingan yang terbaik.
“Bagi pembimbing haji, sertifikasi ini adalah sebuah prestasi yang membuktikan kemampuan mereka dalam menjalankan tugas dengan amanah dan profesionalisme. Dengan adanya pelatihan ini, pembimbing haji tidak hanya mendapatkan pengetahuan agama, tetapi juga keterampilan praktis yang berguna di lapangan,” pungkasnya. (msi/hen)
Load more