Gresik, tvOnenews.com - Bangunan tembok pembatas kawasan makam pahlawan dan makam Bupati pertama Gresik yakni Kyai Tumenggung (KT) Poesponegoro, tiba-tiba ambruk hingga sempat menimbulkan kepanikan sejumlah peziarah.
Adapun tembok yang ambruk tersebut berada di posisi barat makam Bupati pertama Gresik. Diceritakan oleh salah satu penjaga atau juru pelihara makam, Rofiul Anwar, bahwa tembok tersebut ambruk pada malam hari.
Tembok pembatas yang ambruk itu membuat sejumlah pengunjung atau peziarah pun kaget dan sempat panik.
"Ya waktu itu ada peziarah di pendopo yang panik dengan suara tembok ambruk itu, dikiranya ada apa gitu," ujarnya.
Ia menduga, tembok yang berdiri sejak sekitar 30 tahun yang lalu itu ambruk karena lapuk termakan usia.
"Selain itu diduga karena adanya akar pohon yang besar sehingga mengakibatkan tembok itu ambruk," jelasnya.
"Kalau dilihat dari statusnya, bangunan di area makam masuk dalam ODCB," ungkapnya.
Untuk kedepannya, ia masih menunggu arahan dari pihak yayasan atau dinas terkait tentang bagaimana langkah selanjutnya.
"Untuk selanjutnya tembok tersebut dibersihkan atau diperbaiki kami masih menunggu arahan," lanjutnya.
Meskipun demikian masih saja ada sejumlah pengunjung yang datang ke makam Bupati Gresik pertama.
"Tadi ziarah masih terlihat tembok ambruk," kata Najib, seorang peziarah.
Najib berharap, Dinas terkait bisa melakukan perbaikan pagar. Mengingat area komplek makam Gapuro Sukolilo, merupakan salah satu situs kebudayaan di Kabupaten Gresik.
“Harapannya, semoga nantinya dinas cepat menangani,” katanya.
Berdasarkan prasasti yang ditulis oleh Yayasan Keluarga Besar K.T.Poesponegoro yakni Kanjeng Raden Temenggung atau KRT Poesponegoro lahir di Gresik (Tandes) pada 1651 M atau 1062 Hijriah dari pasangan Ki Kemis (Kyai Ageng Setra II) Lurah Gresik dengan Nyimas Ajoe (Kakak kandung Umbul Gresik, K.T. Naladika).
K.T.Poesponegoro merupakan keturunan ke-10 dari Prabhoe Kertawidjaja Widjajaparakrama Wardhana (Bhre Toemapel-Prabhoe Brawidjaja V, Maharaja Madjapahit, 1448-1451).
Setelah dewasa diangkat menjadi Lurah Gresik menggantikan ayahnya, K.T.Poesponegoro menikah dengan Raden Rara Teleng Putri Umbul Gresik, K.T. Naladika (1660-1675). Selanjutnya diangkat menjadi Mantri Nayaka Gresik (1675- 1688).
Kemudian diangkat Sunan Amangkurat II Mataram menjadi Bupati Gresik (Tandhes) pertama dengan gelar Kyai Tumenggung Poesponegoro (1688-1696/1100-1108 Н.). Wilayah Gresik (Tandhes) yang rusak dan hancur akibat peperangan secara fisik dapat dibangun kembali, dipulihkan keamanan, ekonomi, sosial, budaya, dan keagamaan. (mhb/hen)
Load more