Nganjuk, tvOnenews.com - Sebuah kontroversi muncul di SMAN 2 Nganjuk ketika seorang siswi di sekolah tersebut dicurigai mencuri ponsel milik salah seorang temannya.
Seorang siswi yang dicurigai mencuri ponsel sesama temannya inisial May (15) merupakan siswi kelas X di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Nganjuk.
Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Nganjuk, Rita Amalisa membantah jika pihaknya mengklaim menuduh siswinya inisial May (15) mencuri ponsel milik temannya di sekolah.
"Itu tidak benar, kami tidak menuduh siswi tersebut mencuri ponsel dan dia juga tidak dikeluarkan, namun tidak boleh masuk dulu karena kami masih melakukan penyelidikan. May tetap murid SMAN 2 Nganjuk," kata Rita.
"Sekali lagi itu tidak benar, saya tidak pernah mengeluarkan siswi tersebut. Membuat rekomendasi pindah sekolah juga tidak, dan apa yang disampaikan orang tua May itu tidak benar," tegas Rita, Selasa (12/9).
Menurut Rita, siswi yang dipulangkan tersebut lantaran sudah tidak ada pelajaran. Diantar guru itu karena sebelumnya ada masalah di sekolah.
Kasus ini sedang dalam tahap penyelidikan, dengan pihak sekolah bekerja sama dengan guru dan staf sekolah untuk mencari solusi. Semua pihak berharap masalah ini dapat diselesaikan dengan bijak, dan tanpa meninggalkan bekas yang dalam diantara hubungan siswi SMAN 2 Nganjuk.
Terkait perihal tersebut, orang tua May mengaku kecewa, apa yang di tuduhkan pada putrinya.
“Saya marah karena saya tidak pernah mendidik anak saya mencuri dan anak saya juga bersumpah Demi Allah tidak mengambilnya," ucap orang tua (Ped).
"Tak hanya itu, lantaran dituduh mencuri ponsel tersebut, May tidak diizinkan masuk sekolah lantaran pihak guru SMAN 2 Nganjuk masih melakukan penyelidikan," kata Ped.
Namun hal ini membuat Ped (60) orang tua May jengkel, dan tidak terima, anaknya pulang diantar salah satu guru BK lantaran diduga mencuri ponsel di SMAN 2 Nganjuk.
"Menurut cerita anak saya, kejadiannya pada Senin, 4 September 2023 pagi usai upacara, dilanjut orasi ketua OSIS," ujar ped orang May yang juga warga Lingkungan Bonggah Kelurahan Ploso, Kecamatan/Kabupaten Nganjuk, Selasa (12/9).
Lanjut Ped, waktu itu, saat orasi ketua OSIS, anaknya izin keluar barisan untuk pergi ke toilet, bersama temannya. Setelah sampai toilet, keduanya berpapasan dengan satu siswi.
“Dia kepada anak saya cerita, temannya ini mau ngambil ponselnya di kelas. Lalu anak saya bersama teman yang ketemu di toilet tadi bareng mau ambil ponsel masing-masing," jelas Ped.
Karena beda kelas, menurut Ped, anaknya dan temannya itu sampai lantai 2 berpisah. Karena saat mengambil ponsel kurang hati-hati, sehingga tangan anaknya menyentuh wadah makanan yang dibawa dari rumah.
Ped lanjut bercerita usai buang air kecil keduanya kembali dalam barisan orasi, dan lama kemudian kembali ke kelas masing-masing.
Setibanya di kelas, salah satu teman May mengaku kehilangan ponsel. Maka gaduh lah kelas, kemudian kejadian ini oleh siswa yang kehilangan ponsel dilaporkan ke wali kelas, dilanjut ke guru BK," imbuh Ped.
"Dari sini anak saya dicecar pertanyaan hingga bingung, karena yang menanyai itu tiga buru BK. CCTV juga diputar, dan memang terlihat anak saya masuk ruang kelas, dan ambil ponsel miliknya sendiri," urai Ped.
Setelah kejadian itu, sekitar pukul 14.00 WIB, May dipulangkan dengan diantar salah satu guru BK. Kepada orang tua May.
"Guru tersebut mengatakan ada masalah di sekolah, dan belum boleh masuk sekolah dulu," tiru Ped.
Kemudian esok harinya, Ped langsung meminta klarifikasi ke SMAN 2 Nganjuk. Sepekan kemudian, selanjutnya dia ada panggilan dari SMAN 2 Nganjuk.
"Sebelum tanggal saya di undang ke SMAN 2 Nganjuk untuk mengambil ponsel anak saya yang disita pihak sekolah, dan saya juga harus buat surat pernyataan.
"Saya tidak mau kalau anak saya dikeluarkan dari SMAN 2 Nganjuk," pungkas Ped. (kso/gol)
Load more