Dia mengibaratkan pola baju yang dijahit, ada yang polanya cocok dan tinggal dijahit dan ada yang tidak cocok polanya, tetapi harus dijahit.
Hal itu bukan diibaratkan kepada parpol lain, tetapi pada budaya yang dibawa para wali ke Indonesia.
“Saya bilang ada banyak potongan yang belum tentu sama, tetapi harus bisa dijahit sehingga menjadi pakaian yang baik. Itulah yang terjadi ketika wali songo datang ke sini ketemu dengan budaya kebiasaan di Indonesia yang berbeda, tetapi mereka mampu menjahitnya sehingga menjadi pakaian yang indah,” jelasnya.
Pada pola ini, Anies menyabut dirinya dan Cak Imin saling membawa tanggung jawab moral sejarah untuk meneruskan perjuangan. Terlebih, pada kemerdekaan yang dijaga pendahulu.
“Kami ini bisa menjadi jembatan emas menuju kesejahteraan, menuju keadilan, dan menuju kebahagiaan. Itu yang akan kami teruskan,” pungkasnya. (zaz/gol)
Load more