Beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain, menggunakan alat makan/minum yang dapat digunakan berulang kali, seperti wadah makanan, sendok, garpu dan botol air minum. Selain itu, bisa pula dengan menghindari penggunaan plastik sekali pakai, antara lain kantong plastik, sedotan plastik, makanan dan minuman dalam kemasan plastik.
Edukasi ini, lanjut dia, diharapkan bisa menjadi pembelajaran bagi warga Surabaya untuk mengubah gaya hidup agar seminimal mungkin tidak menghasilkan sampah yang akan menjadi beban bagi bumi.
Gerakan makan/minum dihabiskan merupakan satu bagian upaya pengelolaan sampah, sehingga bisa mengurangi sampah sisa makanan. Dampak penumpukan sampah sisa makanan adalah menghasilkan gas methan yang merupakan salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global.
Khusus untuk sampah plastik, selain akan berdampak terhadap lingkungan juga dapat berdampak buruk terhadap kesehatan manusia. Mikroplastik, pewarna, pelemas plastik jika terkontaminasi makanan/minuman dan masuk ke dalam tubuh manusia dapat mengganggu kesehatan tubuh, bahkan dapat bersifat karsiogenik (menyebabkan kanker).
Kepala DLH Surabaya Agus Hebi Djuniantoro sebelumnya mengatakan, atas kondisi tersebut, Wali Kota Surabaya pada 15 Maret 2023 lalu mengeluarkan Surat Edaran (SE) 500.9.14.2/6277/436.7.10/2023 tentang Imbauan Bulan Ramadhan Tanpa Sampah.
SE itu disebar luaskan kepada jajaran di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya, Camat, Lurah dan seluruh Ketua RT dan RW se Kota Surabaya, diharapkan ada perubahan perilaku warga kota Surabaya agar tidak menghasilkan sampah.
“SE itu sebagai bagian dari upaya pemkot untuk menggelorakan Gerakan Ramadhan Tanpa Sampah,” kata Hebi. (ant/gol)
Load more