Madiun, tvOnenews.com - Sebanyak 23 monyet ekor panjang dengan nama latin Macaca Fascicularis milik warga Desa Kertosari, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, yang mayoritas bekerja sebagai tukang topeng monyet atau ledek kethek, menyerahkan monyet piaraannya ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Madiun, Rabu (1/3).
Selain saat ini tanggapan topeng monyet sepi peminat, banyak anak-anak sekarang lebih suka melihat handphone jadi otomatis pendapatan sudah turun drastis.
“Ya mau gimana lagi mas, awalnya itu ya gak mau saya nyerahin, soalnya pekerjaan saya, tapi ada negosiasi dari pemerintah katanya dikasih ganti rugi Rp 3.500.000 per orang,” terang Poniran usai menyerahkan monyetnya di kantor kelurahan.
Poniran mengaku, saat ini dirinya keliling antar kampung dalam sehari maksimal hanya 1 sampai 3 tanggapan. Sekali tanggapan hanya bayar Rp 20.000 saja.
“Sekarang nggak sepi lagi mas, wes nggak ada, sehari itu mentok cuman main 1-3 kali, gak dapat tanggapan juga sering, sekali main upahnya 20 ribu, modal 50 ribu, saya cuman bagian 10 ribu,” imbuhnya.
Setelah ada perjanjian mendapat ganti Rp 3.500.000, Poniran mengaku akan beralih pekerjaan lain. Namun rata-rata warga yang profesi jadi tukang topeng monyet di Desa Kertosari sudah tua, sehingga berharap kepada pemerintah desa dibantu untuk diberikan pekerjaan pengganti.
Load more