Jakarta - Sebagian besar warga di Kota Jakarta memadati tempat pengisian oksigen yang berada di Jalan Raya Penggilingan Cakung, Jakarta Timur. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI meminta untuk daerah diluar Pulau Jawa-Bali agar mempersiapkan skenario terburuk untuk menghadapi COVID-19.
Puluhan mobil pickup dan ambulans yang membawa puluhan tabung oksigen kosong antre hingga sepanjang 300 meter. Kemacetan terjadi dari tempat pengisian tabung oksigen hingga flyover Pondok Kopi.
Petugas pengisian oksigen lebih mengutamakan warga atau keluarga pasien yang tengah menjalankan isolasi mandiri yang antre dengan tabung kecil dan ambulans. Sementara itu, untuk pengisian oksigen tabung kecil dikenakan biaya sebesar Rp 30 ribu.
Pada Senin (5/7) siang kemarin, Gubernur DKI Jakarta yakni Anies Baswedan mendatangi posko rescue oksigen Balai Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta di kawasan Monas, Gambir, Jakarta Pusat. Kedatangan Anies untuk memastikan ketersediaan isi ulang oksigen di Ibukota mencukupi selama fase melonjaknya penyebaran COVID-19.
Posko tersebut telah didirikan selama 3 hari yang lalu dan telah membantu isi ulang 336 tabung oksigen milik sejumlah rumah sakit di Jakarta. Petugas BPBD pun juga akan membatasi pengisian harian yaitu hanya 10 tabung oksigen untuk setiap rumah sakit.
Sementara itu, DPR RI melalui Wakil Ketua Komisi IX, Charles Honoris meminta jika wilayah diluar Pulau Jawa-Bali untuk mempersiapkan skenario terburuk menghadapi COVID-19. Charles mengingatkan kepada wilayah diluar Jawa-Bali untuk tidak terlena dan terbuai dengan euforia karena masih masuk dalam zona hijau.
“Saya harap wilayah-wilayah saat ini masih masuk zona hijau tidak menjadi zona merah seperti yang kita lihat yang ada di Jawa dan Bali,” ujarnya.
Charles pun menyampaikan harapannya kepada pemerintah untuk bisa fokus memastikan bahwa wilayah-wilayah di luar Jawa-Bali juga tetap diberlakukan pembatasan sosial secara ketat. Charles mengatakan di DKI Jakarta yang fasilitas kesehatannya terbilang baik bisa kewalahan menghadapi lonjakan kasus yang begitu tinggi.
Ia menyayangkan euforia masyarakat yang wilayahnya tidak diberlakukan PPKM darurat yang tampak lewat sebuah video viral tentang situasi rumah makan di Padang, Sumatera Barat, yang tidak menerapkan protokol kesehatan (prokes). Ia juga menyayangkan ada pejabat daerah yang berkegiatan bersama banyak orang dengan melanggar protokol kesehatan. (adh)