Jakarta, tvOnenews.com - Pemerintah Indonesia memastikan restrukturisasi utang proyek Kereta cepat Jakarta–Bandung ( Kcjb) atau Whoosh akan dilakukan melalui mekanisme business-to-business (B2B) antara Indonesia dan pihak Tiongkok.
Kesepakatan ini menjadi langkah penting dalam memastikan keberlanjutan proyek strategis nasional yang melibatkan kedua negara tersebut.
Dalam diskusi bersama sejumlah pihak, pemerintah menegaskan bahwa semangat B2B harus tetap dipertahankan sebagaimana disepakati sejak awal.
Terdapat tiga poin utama restrukturisasi yang sedang dinegosiasikan, yakni perpanjangan tenor pinjaman dari 40 tahun menjadi 60 tahun, penyesuaian kurs untuk memitigasi risiko pelemahan rupiah, serta penurunan suku bunga pinjaman.
Langkah ini diharapkan mampu memberikan ruang finansial bagi proyek agar tetap beroperasi sehat dalam jangka panjang.
Pihak Tiongkok disebut merespons positif proses negosiasi tersebut. Menurut pemerintah, kinerja operasional KCJB saat ini justru menunjukkan hasil lebih baik dibandingkan beberapa proyek serupa di luar negeri.
Sejumlah pengamat menilai langkah restrukturisasi ini merupakan keputusan realistis dan lazim dalam dunia bisnis, terutama ketika proyek besar menghadapi tekanan keuangan akibat perubahan asumsi ekonomi.
Namun, ia juga menekankan agar pemerintah menunda ekspansi proyek hingga Surabaya sebelum restrukturisasi KCJB benar-benar tuntas.
Meski proyek KCJB menuai berbagai polemik sejak awal pembangunannya, banyak pihak tetap menilai kereta cepat sebagai simbol lompatan teknologi dan modernisasi infrastruktur nasional.
Pemerintah menegaskan, proses restrukturisasi ini akan terus dikawal agar tetap transparan dan sesuai prinsip bisnis sehat.
Sementara itu, evaluasi terhadap keberlanjutan proyek dan potensi ekspansi ke arah timur termasuk rencana jalur Jakarta–Surabaya, akan dilakukan setelah restrukturisasi KCJB rampung dan kinerja finansialnya stabil.