Kebumen, tvOnenews.com - Seorang kepala sekolah ditemukan tewas dekat petilasan yang berada di hutan jati Kebumen, Jawa Tengah.
Apa yang terjadi sehingga jasadnya ditemukan sudah membusuk di hutan ini? Apakah dirinya merupakan korban pembunuhan?
Masyarakat Kebumen beberapa waktu lalu digegerkan dengan penemuan jasad mayat pria di dalam hutan yang berada di Desa Kambangsari Kecamatan Alian, Kebumen.
Polisi yang mengidentifikasi jasad mayat tersebut sempat kesulitan dikarenakan tidak ada satu identitas pun yang menempel pada pria tersebut.
Ternyata sosok pria yang tewas dalam hutan itu adalah MN(55) seorang kepala sekolah SD Bringin 1 Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang.
Diketahui bahwa MN adalah korban pembunuhan. Lalu bagaimana MN bisa tewas di dalam hutan?
Pembunuh M ternyata adalah Wahid. Wahid berhasil diamankan pihak kepolisian kurang dari 24 jam setelah laporan temuan jasad pria tanpa identitas di dalam hutan jati.
Dari hasil penangkapan pelaku, polisi pun berhasil mengamankan sejumlah barang bukti.
Wahid sebelumnya sudah mengenal MN sejak Maret 2025. Saat itu korban meminta bantuan pelaku untuk melakukan ritual Pesugihan.
Karena korban mengenal Wahid yang merupakan pembunuh M adalah sebagai dukun atau orang yang bisa membantu korban menjadi kaya.
Percobaan pertama dan kedua gagal menjadi kaya pada percobaan ritual pertama dan kedua membuat MN marah kepada pelaku.
Saat itu korban marah dengan cara menghina dan memaki pelaku.
Korban menghubungi pelaku dan mengajak melakukan ritual untuk yang ketiga kalinya.
Modus yang dilakukan pelaku melakukan kegiatan ritual keputihan dengan menggunakan sarana air mineral yang seolah-olah dibacakan doa.
Karena merasa kesal dengan hinaan yang dilontarkan korban saat itu langsung timbul niat untuk menghilangkan nyawa MN.
Korban dan pelaku pun pergi ke Petilasan Pagar Suruh. Niat menghilangkan nyawa MN sudah bulat ada dari Wahid dengan cara diracun.
Motifnya yang dilakukan oleh pelaku sendiri adalah karena merasa tidak dikasih upah dan dihina sebelumnya.
Jumat dini hari adalah hari nahas bagi korban. Ritual ketiga saat itu ternyata menjadi pertemuan terakhir antara korban dan pelaku.
Malam itu, dengan tipu daya Wahid yang konon dipercaya bisa membuat orang lain menjadi kaya dengan cara mengikuti semua ritual yang dianjurkannya, MN diminta Wahid untuk meminum air yang katanya merupakan air doa.
Usai Musan minum air di dalam botol kemasan, kekayaan tak didapat, justru kematian malah yang mendekat kepada diri MN.
Air tersebut ternyata sudah dicampuri oleh racun oleh si pelaku yang diminumkan kepada korban sehingga korban meninggal dunia akibat daripada racun tersebut. (awy)