Belum Juga Main Lawan Arab Saudi, Timnas Indonesia Sudah Ketiban Durian Runtuh, Patrick Kluivert: Pemain Kami Bisa...
- Kolase
tvOnenews.com – Timnas Indonesia akan mengawali perjalanan berat mereka di babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Bertarung di Grup B, skuad Garuda harus berhadapan langsung dengan dua raksasa sepak bola Asia: Arab Saudi dan Irak.
Dua laga awal akan digelar di tanah Timur Tengah, dimulai dengan pertandingan kontra Arab Saudi pada 8 Oktober 2025, disusul duel panas melawan Irak tiga hari kemudian, tepatnya 11 Oktober 2025.
- X @timnasindonesia
Melihat kekuatan lawan, tentu peluang Indonesia tak bisa dibilang ringan. Baik Arab Saudi maupun Irak memiliki catatan FIFA yang jauh lebih tinggi serta segudang pengalaman di turnamen internasional.
Namun, di tengah tekanan tersebut, pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, justru terlihat tenang dan optimistis.
Dalam perbincangan di kanal YouTube The Haye Way, Kluivert membocorkan “keuntungan tersembunyi” yang bisa dimanfaatkan anak asuhnya dalam laga melawan Arab Saudi.
"Mungkin [ada] sedikit [keuntungan], tapi mereka [Arab Saudi] berkembang," kata Kluivert.
Menurutnya, keuntungan itu datang dari faktor geografis.
Laga akan dimainkan di Jeddah, kota yang ternyata lebih dekat secara jarak tempuh dengan Eropa dibandingkan Indonesia maupun Australia.
Fakta ini sangat menguntungkan, mengingat banyak pemain Timnas saat ini berkarier di Eropa.
- tvOnenews-Taufik Hidayat
"Kami juga harus berkembang. Untungnya perjalanan ke Arab Saudi lebih singkat, enam jam. Jadi lebih mudah untuk pemain yang datang dari Eropa," lanjut Patrick Kluivert.
Sejak resmi menukangi Timnas Indonesia pada awal 2025, Kluivert sudah mencatatkan enam pertandingan, dengan mayoritas berlangsung di kandang sendiri, dan sisanya di Jepang serta Australia.
Pertandingan di Jeddah menjadi kesempatan langka untuk memaksimalkan efisiensi waktu dan energi.
Rencana tim pelatih pun dibuat matang. Para pemain diaspora yang bermain di Eropa dijadwalkan langsung terbang ke Arab Saudi demi mempercepat adaptasi dan menghemat waktu pemulihan.
Sementara pemain lokal kemungkinan besar lebih dulu dikumpulkan di Jakarta sebelum ikut bertolak ke Timur Tengah.
Momen ini dinilai sangat krusial karena jadwal pertandingan yang padat dan waktu persiapan yang terbatas.
Beruntung, Liga Indonesia sudah memasuki masa jeda sejak akhir September, sehingga pemusatan latihan singkat bisa segera digelar.
Dengan segala keuntungan kecil tapi berarti ini, optimisme mulai menguat di tubuh skuad Garuda.
Logistik lebih efisien, pemain lebih bugar, dan waktu adaptasi lebih panjang, semua elemen penting itu jadi modal berharga.
Kini tinggal satu pertanyaan besar, mampukah Indonesia memanfaatkan "durian runtuh" ini untuk mencuri poin dari raksasa Asia?
(tsy)
Load more