Gerald Vanenburg Pasang Badan Usai Rafael Struick Disalahkan saat Timnas Indonesia Tersingkir dari Piala Asia U-23
- tvOnenews.com - Taufik Hidayat
Jakarta, tvOnenews.com - Pelatih timnas U-23 Indonesia, Gerald Vanenburg, angkat bicara soal sorotan publik terhadap penampilan Rafael Struick setelah Garuda Muda gagal melangkah ke putaran final Piala Asia U-23 2026.
Indonesia harus mengubur mimpi tampil di Arab Saudi setelah kalah 0-1 dari Korea Selatan pada laga terakhir Grup J Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Selasa (9/9) malam.
Dalam konferensi pers usai laga, Vanenburg menilai tak adil jika Struick dijadikan kambing hitam atas kegagalan tim.
“Kalau kita melihat dari sisi permainannya, Rafael sama seperti pemain lain. Tak adil kalau kita hanya membicarakan satu pemain karena ini menyangkut satu tim,” tegas Vanenburg.
Struick, yang telah mengoleksi 23 caps bersama timnas senior Indonesia, diturunkan untuk membantu Garuda Muda mengulang pencapaian lolos ke putaran final secara beruntun.
Namun, performanya kali ini tak sebaik edisi 2024 di Qatar, ketika ia menjadi pahlawan dengan dua gol ke gawang Korea Selatan pada babak perempat final.
Di laga melawan Korea Selatan semalam, Struick kesulitan memberi kontribusi signifikan dan akhirnya ditarik keluar pada awal babak kedua.
Vanenburg menilai hal itu tak lepas dari minimnya menit bermain sang striker bersama klubnya, Dewa United.
“Jika Struick tidak bermain di kompetisi, jam terbangnya menurun, maka performanya juga akan menurun. Jadi ini sama dengan pemain lain,” jelas Vanenburg.
Pelatih asal Belanda itu juga menyinggung tren pemain naturalisasi yang tak selalu bisa menjamin kualitas jika jarang diturunkan di level klub.
“Dulu di awal banyak orang mengatakan kita harus mendatangkan pemain keturunan Belanda untuk dinaturalisasi. Namun ujung-ujungnya kalau tidak bermain (di klubnya) mereka juga akan menurun (performanya),” ujarnya.
Kekalahan dari Korea Selatan membuat Indonesia hanya finis sebagai runner-up Grup J dengan empat poin.
Namun, torehan itu tidak cukup untuk menembus daftar empat runner-up terbaik yang berhak tampil di putaran final.
Situasi ini mengulang kegagalan yang sama seperti edisi 2024 di Qatar, saat Garuda Muda terakhir kali mencatat sejarah lolos ke Piala Asia U-23.(ant/lgn)
Load more