Pada Media Belanda, Erick Thohir Ungkap Alasan Tak Lagi Naturalisasi Pemain Brasil dan Afrika untuk Timnas Indonesia
- Tangkapan Layar Instagram
Jakarta, tvOnenews.com - Pada media Belanda Trouw, Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengungkapkan alasannya tak lagi menaturalisasi pemain Brasil dan Afrika untuk Timnas Indonesia.
Sejak era kepemimpinannya, PSSI tak lagi menaturalisasi pemain Brasil dan Afrika yang selama ini menggunakan skema tinggal di Indonesia selama lima tahun.
Kini, Erick Thohir memilih untuk mencari pemain keturunan Indonesia untuk bergabung dengan Skuad Garuda.
Erick Thohir pun mengakui punya alasan untuk menaturalisasi pemain Brasil dan Afrika.
"Dulu pemain dari negara Afrika dan Brasil terkadang dinaturalisasi dan bergabung dengan Timnas Indonesia," kata Erick Thohir pada media Belanda Trouw dikutip Kamis (12/6/2025).
Erick Thohir mengapresiasi para pemain naturalisasi yang pernah membela Timnas Indonesia tersebut dan bahkan masih berhubungan baik dengan mereka.
Meski demikian, strategi naturalisasi diganti dengan pemain keturunan untuk membela Timnas Indonesia.
"Kami berterima kasih kepada para pemain tersebut, tapi dalam strategi baru ini kami mencari pemain sepak bola yang memiliki ikatan emosional dengan Indonesia, melalui keluarga mereka," kata Erick Thohir.
Pemain naturalisasi Timnas Indonesia, Marc Klok pun menjadi pemain terakhir yang bergabung dengan skema lima tahun tinggal di Indonesia.
Walau punya keturunan Indonesia, Marc Klok kesulitan membuktikannya dengan administrasi yang membuatnya sempat terlambat debut bersama Timnas Indonesia.
Marc Klok pun menggambarkan bagaimana sepak bola menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat di Indonesia.
"Sepak bola adalah agama di siini, sepak bola sangat hidup di sini, orang-orang menghabiskan uang terakhir mereka untuk membeli tiket pertandingan sepak bola," kata Marc Klok.
Bukan hal yang mudah bagi para pemain keturunan ini membela negara leluhurnya. Marc Klok mengakui bahwa ada perbedaan perlakuan antara pemain keturunan dan pemain yang memang lahir di Indonesia.
"Dulu memang ada kritik, namun narasinya mulai berubaah sekarang, orang-orang lebih menerima," katanya. (hfp)
Load more