Top 3 Bola: Bahrain Dihantui Sanksi Berat, Kejujuran Calvin Verdonk soal Sepak Bola Asia hingga Timnas Indonesia Bikin Media Vietnam Heran
- AFC
Pasalnya, hal tersebut pernah menimpa Timnas Indonesia pada tahun 1957 saat meminta untuk laga vs Israel diadakan di tempat netral namun ditolak FIFA, dimana saat itu pasukan Garuda memilih untuk mundur dari Kualifikasi Piala Dunia 1958.
Jika tidak, Bahrain mungkin harus menerima kekalahan WO 3-0 dimana hal tersebut tertuang dalam FIFA Legal Handbook.
"Tim yang mengundurkan diri dianggap kalah 3-0 di pertandingan sepakbola 11 vs 11," tulis dalam FIFA Legal Handbook.
Berdasarkan regulasi Kualifikasi Piala Dunia 2026 Nomor 5 Ayat 2, setiap asosiasi yang absen dalam pertandingan, setelah kualifikasi bergulir, maka wajib membayar denda sebesar 40 ribu Swiss Franc atau sekitar Rp 715 juta.
Apabila Bahrain tetap ogah bermain tandang ke Indonesia, maka BFA harus merogoh kocek sekitar Rp715 juta untuk membayar denda tersebut.
Baca selengkapnya: Bahrain Dicoret dari Kualifikasi Piala Dunia 2026 oleh FIFA dan Beri Poin Cuma-Cuma ke Indonesia, jika...
Kejujuran Calvin Verdonk soal Sepak Bola Asia
![]()
Calvin Verdonk (Sumber : nec nijmegen)
Setelah hasil kurang baik yang didapat Timnas Indonesia di dua pertandingan putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 menghadapi Bahrain dan China, Calvin Verdonk memberikan kritik untuk dua lawannya tersebut.
Verdonk mengatakan jika dirinya tidak menyukai kebiasaan Bahrain dan China yang terlalu sering membuang-buang waktu saat bertanding.
Kita tahu jika kebiasaan membuang-buang waktu yang dilakukan China dan Bahrain memang mendapat sorotan dari publik.
Menurut Verdonk, selain merugikan pertandingan hal tersebut juga menurunkan kualitas kompetisi secara keseluruhan.
“Apa yang membuat saya lebih heran adalah cara mereka membuang-buang waktu. Kiper mereka selalu tergeletak di tanah sepanjang waktu, bahkan sejak kedudukan 0-0,” kata Calvin Verdonk tentang China yang suka buang-buang waktu.
“Ketika Anda menghadapi situasi seperti itu, sangat sulit untuk bermain dengan ritme yang konsisten," terang Verdonk.
Calvin Verdonk tampaknya merasa kecewa dengan gaya bermain beberapa negara di zona Asia yang sering kali mengandalkan taktik membuang waktu.
Bagi Verdonk, hal ini tidak hanya merugikan tim yang ingin bermain sepak bola dengan intensitas tinggi, tetapi juga merusak kualitas keseluruhan kompetisi.
Load more