Masih Ingat Michael Essien? Mantan Bintang Chelsea yang Pernah Potong Rumput di Persib, Kini Jadi Bos di Eropa
- Kolase tvOnenews.com / Instagram @4tep / PT Liga Indonesia Baru (LIB)
tvOnenews.com - Nama Michael Essien mungkin masih menjadi nostalgia hangat bagi Bobotoh dan pecinta sepak bola Indonesia.
Sosok gelandang tangguh kelas dunia ini pernah menjadi magnet perhatian ketika merapat ke Persib Bandung pada 2017.
Kedatangannya bukan sekadar transfer, melainkan kejutan besar di Liga 1 yang baru kembali bergulir setelah sempat dibekukan FIFA.
Fenomena Essien di Bandung
Saat tiba di Indonesia, Essien membawa aura bintang yang pernah menjuarai Liga Champions, Liga Inggris, hingga bermain untuk klub besar seperti Chelsea, Real Madrid, dan AC Milan.
Namun yang membuatnya semakin dicintai bukan hanya nama besar, melainkan pribadi yang merakyat dan penuh humor.
Di sela-sela latihan, Essien pernah tertangkap kamera sedang iseng menjadi tukang potong rumput di lapangan latihan Persib.
Kejadian itu sontak menjadi viral dan membuat penggemar terhibur.
- Instagram @michaelessien
Di kesempatan lain, ia diajak berbelanja di pasar tradisional oleh media Persib, dan momen itu membuatnya semakin dekat dengan publik Indonesia.
Dengan karakter ramah, rendah hati, serta mudah beradaptasi, Essien langsung menjadi favorit Bobotoh dan skuat Maung Bandung.
Kontribusi di Lapangan
Dalam semusim memperkuat Persib, Essien tampil 29 kali dan mencetak lima gol.
Selain kontribusi teknis, kehadirannya meningkatkan gengsi dan perhatian publik terhadap Liga 1, apalagi saat itu kompetisi menerapkan aturan Marquee Player yang mengizinkan klub mendatangkan pemain top dunia.
Sayangnya, kebersamaan Essien dan Persib hanya berlangsung satu musim.
Setelah kompetisi berakhir, pemain berusia 37 tahun kala itu memutuskan untuk tidak melanjutkan karier di Indonesia.
Karier yang Penuh Prestasi
Jauh sebelum namanya menggema di Indonesia, perjalanan Essien dimulai di Accra, Ghana.
Ia tumbuh sebagai pemain berbakat di Liberty Professionals sebelum dilirik Manchester United pada 2000.
Namun urung bergabung karena kendala izin kerja, Essien kemudian berkarier di Prancis bersama Bastia.
Kariernya melesat semakin tinggi ketika direkrut Olympique Lyon. Di klub ini ia meraih dua gelar Liga Prancis dan mulai dikenal sebagai gelandang box-to-box elit Eropa.
Puncaknya terjadi saat hijrah ke Chelsea pada 2005. Bersama The Blues, Essien meraih delapan trofi bergengsi, termasuk Liga Inggris dan Liga Champions.
Setelah itu, ia sempat memperkuat Real Madrid, AC Milan, hingga Panathinaikos sebelum jeda sejenak dan akhirnya menerima tawaran Persib Bandung.
Petualangan Terakhir dan Pindah ke Dunia Kepelatihan
Usai meninggalkan Persib, Essien bergabung dengan FK Sabail pada 2019.
Klub Azerbaijan itu menjadi pelabuhan terakhir sebelum ia resmi gantung sepatu pada 2020.
Menariknya, Essien tidak berlama-lama menganggur.
Pada 9 September 2020, ia dipercaya sebagai asisten pelatih di klub Liga Denmark, FC Nordsjaelland.
Dari akun resminya, Essien kini juga diketahui menjabat sebagai salah satu manajer tim.
Dari Lapangan Bandung ke Kursi Pelatih Eropa
Perjalanan Essien adalah kisah lengkap seorang pesepak bola: dari anak muda Ghana yang hampir merumput di Old Trafford, menaklukkan Eropa bersama Chelsea, menghibur Bobotoh di Indonesia sebagai “tukang potong rumput”, hingga kini meniti karier sebagai pelatih.
Ia mungkin hanya semusim di Persib, namun satu hal pasti, Michael Essien sudah menorehkan kisah unik, humanis, dan tak terlupakan dalam sejarah sepak bola Indonesia. (han/tsy)
Load more