ADVERTISEMENT
Advertnative
tvOnenews.com - Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) tengah mengambil langkah berani dengan meniru strategi naturalisasi pemain yang diterapkan oleh Timnas Indonesia.
Baru-baru ini, FAM mengumumkan rencana untuk menaturalisasi delapan pemain keturunan Malaysia yang berkarier di Eropa.
Empat di antaranya telah diajukan untuk memperoleh kewarganegaraan Malaysia dan saat ini menunggu persetujuan dari pemerintah setempat.
CEO Harimau Malaya, Rob Friend, menyatakan bahwa proses pengurusan paspor salah satu pemain tersebut sudah memasuki tahap akhir.
Langkah ini diharapkan dapat memperkuat skuad Malaysia dalam menghadapi Kualifikasi Piala Asia 2027 yang akan dimulai bulan depan.
Pada babak kualifikasi tersebut, Malaysia tergabung dalam Grup F bersama Vietnam, Laos, dan Nepal. Hanya enam juara grup yang berhak melaju ke putaran final, bergabung dengan 18 tim lainnya.
Vietnam dan Malaysia diprediksi akan bersaing ketat untuk memperebutkan posisi puncak grup.
Langkah FAM dalam menaturalisasi pemain keturunan ini menarik perhatian berbagai pihak, termasuk mantan Wakil Presiden Bidang Profesional Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF), Duong Vu Lam.
Duong Vu Lam mengomentari peluang Vietnam dalam kualifikasi tersebut.
"Vietnam memiliki peluang besar di Kualifikasi Piala Asia 2027. Lawan terkuat kita di Grup F adalah Malaysia," kata Duong Vu Lam dilansir dari dari Dantri.com.vn.
"Saya juga mendengar bahwa Malaysia ingin memanggil pemain naturalisasi untuk bermain melawan Vietnam," tambahnya.
Namun, Duong Vu Lam menilai keputusan Malaysia untuk mengikuti jejak Indonesia dalam hal naturalisasi pemain cukup berisiko.
Menurutnya, FAM tidak memiliki figur dengan jaringan internasional yang luas seperti Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.
Ia bahkan mengibaratkan upaya Malaysia mencari pemain keturunan di Eropa sebagai permainan lotre.
"Tetapi ini agak berisiko untuk sepak bola Malaysia. Pertama, FAM tidak memiliki presiden yang memiliki hubungan internasional yang luas dan sumber keuangan yang kuat seperti Ketua PSSI Erick Thohir," imbuhnya.
"Oleh karena itu, pencarian pemain naturalisasi untuk Malaysia seperti permainan lotre. Sulit bagi mereka untuk menemukan pemain yang cocok dengan akar Malaysia seperti Indonesia," tambahnya.
Selain itu, Duong Vu Lam juga menyoroti kualitas pemain naturalisasi yang direkrut oleh Malaysia. Ia menyatakan bahwa kualitas mereka masih di bawah pemain naturalisasi yang dimiliki oleh Timnas Indonesia.
"Mereka (Indonesia) punya banyak pemain naturalisasi berkualitas tinggi," katanya.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa meskipun Malaysia berupaya memperkuat timnya melalui naturalisasi.
Tantangan dalam menemukan pemain yang benar-benar berkualitas dan memiliki keterikatan dengan budaya sepak bola Malaysia masih menjadi hambatan.
Sebelumnya, FAM telah menaturalisasi beberapa pemain asing untuk memperkuat tim nasional. Di antara mereka adalah Lee Tuck (Inggris), Sergio Aguero (Argentina), Paulo Josue, dan Endrick dos Santos (Brasil).
Namun, langkah ini tidak selalu berjalan mulus. Beberapa pemain yang diincar menolak tawaran naturalisasi dengan alasan kurangnya keterikatan dengan Malaysia atau ketidaklengkapan regulasi yang berlaku.
Misalnya, pemain seperti Josh Brownhill dari Burnley FC dan Kiernan Dewsbury-Hall dari Chelsea menolak tawaran tersebut.
Di sisi lain, Indonesia telah berhasil menaturalisasi beberapa pemain keturunan yang memberikan kontribusi signifikan bagi tim nasional.
Keberhasilan ini tidak lepas dari peran Erick Thohir yang memiliki jaringan luas di kancah sepak bola internasional. (udn)
Load more