LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Pojok KC - Revolusi Sepak Bola dan Nasionalisme Kita
Sumber :
  • tim tvonenews

Revolusi Sepak Bola dan Nasionalisme Kita

saya kira tugas kita sebagai warga negara tinggal mendukung dan datang setiap kali timnas bertanding. Semoga pada 2025 mimpi kita agar timnas sepak bola kita bisa berlaga di Piala Dunia bisa terwujud.

Jumat, 3 Januari 2025 - 18:56 WIB

SETIAP akhir tahun kita seperti diberi keleluasan waktu untuk merenung, berefleksi, melihat kembali pada fenomena, peristiwa penting di sekitar kita yang telah terjadi. Dalam tradisi pers Indonesia ada terminology “kaleidoskop”, kata yang secara etimologi bermakna “cermin” itu sebenarnya merupakan tulisan ulasan dari peristiwa yang sudah lewat, namun dianggap harus dicatat dan dimaknai secara lebih baik untuk tahun tahun yang akan datang.  

Bagi saya salah satu catatan yang mengharu biru adalah capaian Timnas Sepak bola kita. Pada lapangan rumput seluas lebih dari 6000 meter persegi inilah sesungguhnya kebangsaan modern era kiwari dipertaruhkan. Airmata, kesedihan, gembira, sukacita jadi drama yang dinikmati setiap warga negara yang bertaut dengan nasionalisme. Imajinasi bersama soal negara yang dibayangkan melintasi ras suku, agama, antar golongan mengejawantah selama 2x45 menit. 

Kita sudah tak mempersoalkan lagi asal ususl, latar belakang, perbedaan-perbedaan. Pemain dan pelatih boleh dari mana, sepanjang ia tertunduk saat menyanyikan lagu Indonesia Raya, mencium dengan bangga Sang Saka Merah Putih dan berjibaku dengan keras membela tanah airnya yang baru, ia sudah dianggap jadi pahlawan pahlawan baru.

Pemain Timnas Indonesia, Ragnar Oratmangoen sedang berduel dengan penggawa Timnas Arab Saudi
Pemain Timnas Indonesia, Ragnar Oratmangoen sedang berduel dengan penggawa Timnas Arab Saudi
Sumber :
  • Instagram/@0ratmangoen

 

Baca Juga :

Kita melihat dengan terharu bagaimana Jay Idzes,Marten Paes, Jordy Amat, Justin Hubner, Calvin Verdonk, Sandy Walsh, Nathan Tjoe-A-On, Tom Haye begitu khusuk menghapalkan lagu lagu nasional. 

Tiba tiba nasionalisme kita bukan lagi soal kekuatan angkatan bersenjata yang melawan penjajah atau agresi bangsa asing, cinta tanah air jadi soal soal sehari hari, menelusup di percakapan percakapan sejak restoran mewah di hotel hotel berbintang hingga kedai warung kopi di perkampungan padat penduduk. Ikatan sosial jadi nyata, imajinasi kolektif hidup.

Katika Timnas menghajar kesebelasan Arab Saudi di Gelora Bung Karno, salah satu tim paling kuat di Asia yang pernah beberapa kali tampil di Piala Dunia, bahkan pernah mengalahkan Argentina yang pernah jadi Juara Dunia, ada perasaan bangga setinggi langit dengan kemampuan anak bangsa. Rasa rasanya setelah melesakan dua gol tanpa balas kita seperti sudah menggondol piala supremasi tertinggi di ajang sepak bola dunia.

Di titik itu, saya merasa sepak bola telah menjadi soft power, alat diplomasi kebudayaan yang efektif. Kiprah timnas kita yang bisa menyamai prestasi tim tim kelas dunia banyak dibahas oleh media media asing. Kita dianggap sudah berdiri sama tinggi, duduk sama rendah dengan bangsa bangsa di dunia.

Saya membayangkan Indonesia bisa seperti Korea Selatan yang dengan budaya K-Popnya merangsek ke ke lima benua di dunia. Kebudayaan popular Korea dihargai di forum forum bergengsi. Kita tahu film Korea sudah pernah diganjar Oscar. Novel karya penulis Korea, Han Kang misalnya belum lama diganjar Nobel Kesusasteraan.   

Wonderkid Timnas Indonesia dapat pengakuan FIFA meski gagal di Piala AFF 2024
Wonderkid Timnas Indonesia dapat pengakuan FIFA meski gagal di Piala AFF 2024
Sumber :
  • AFC

 

Namun, kita tahu perjalanan revolusi sepak bola belum usai. Kita masih harus bertarung dengan cukup berat di Kualifikasi Piala Dunia, belum lama kita bahkan keok di turnamen Piala AFF sebagai bukti kekuatan kita belum merata di semua umur, bibit bibit pemain baru masih perlu digenjot. 

Masalah dalam ekosistem sepak bola kita memang masih banyak. Ini bisa saya rasakan setelah beberapa bulan belakangan saya intens mendampingi tim sepak bola kota saya: Persikotas

Baiknya saya jelaskan awal mula saya terlibat dengan tim yang kini berlaga di kompetisi liga empat seri dua. Sebelumnya saya tak pernah membayangkan bakal mengurusi sebuah klub sepak bola dan segala tetek bengeknya. 

Saya memang suka dengan segala drama yang terjadi seputar si kulit bundar. Agaknya soal ini semua teman saya sudah mahfum. Saya punya klub favorit, Manchester City yang bagaimanapun penampilannya di Liga Inggris selalu akan saya bela. Saya juga selalu menyempatkan datang ke stadion jika timnas sedang berlaga. Namun, jika kemudian pada satu fase hidup saya harus mengurusi dan bertanggungjawab pada eksistensi sebuah klub sepak bola sungguh di luar prediksi saya. 

Soalnya saya tahu benar, mengelola klub sepak bola bukan perkara mudah, tak bisa dikelola sambil lalu, apalagi paruh waktu. Ia mensyaratkan militansi dan totalitas. Selain finansial, emosional, ego juga sangat memainkan peranan. 

Persikotas Tasikmalaya Lolos ke Semifinal Liga 4 Jabar usai Taklukkan Maung Anom 2-1
Persikotas Tasikmalaya Lolos ke Semifinal Liga 4 Jabar usai Taklukkan Maung Anom 2-1
Sumber :
  • tvOnenews/Denden Ahdani

 

Namun, demikian, pada akhirnya saya menyerah ketika sejumlah teman masa kecil meminta saya mengelola klub yang sudah hampir karam tersebut. Saya akhirnya mengiyakan karena saya pernah jadi fans klub yang telah berusia 21 tahun itu. Saya merasa punya ikatan sejarah, memori kolektif dan arsiran pengalaman yang sama dengan Persikotas. 

Rasanya belum lama saya ikut mengelu elukan klub kebanggaan kota Tasikmalaya ini ketika menjadi Juara Liga 3 Liga Indonesia pada 1998 atau Juara Liga Nusantara Jawa Barat pada 2016. Tak ayal, saya merasa sejarah Persikotas adalah sejarah pertumbuhan saya sebagai warga Tasikmalaya. Apalagi ternyata klub ini masih punya basis pendukung yang loyal. Beberapa kali bertemu dengan pengurus lama untuk membahas menghidupkan lagi klub dari mati surinya yang berkepanjangan, saya berhadapan dengan supporter yang setia, mereka mereka yang berperan sebagai layaknya pemain ke 13 di stadion. 

Namun, setelah bertungkus lumus saya jadi tahu memang tak ada yang instan--selain hidangan cepat saji di restoran--- ketika kita sudah mengurus klub sepak bola. Mengelola klub di sebuah negara yang sepak bolanya belum jadi bisnis kita harus rela mengurusi hampir segala hal. Kita tak hanya mencari pemain dan pelatih yang mumpuni, tapi juga mencari lokasi berlatih, menyusun jadwal latihan, mencari sponsor, membuat jersey, mengurus jadwal dan perizinan pertandingan, hingga mengelola supporter. Belum lagi sebagai orang yang dituakan kita harus ikut merawat, menjaga ego dan mood pemain. Terus terang sebagai professional saya belum pernah mengalami interaksi sedalam dan sekompleks pengelolaan klub sepak bola.  

Yang tersulit tentu saja adalah urusan finansial. Saya harus ketat menjaga arus pemasukan dan pengeluaran uang. Bukan apa apa, sebuah klub yang sehat dan berprestasi harus didukung kekuatan finansial yang cukup. 

Padahal kita tahu sumber pemasukan klub di Indonesia masih sangat terbatas. Jika di Eropa klub mendapatkan sokongan dana yang cukup dari sponsorship, hak siar televisi, tiket pertandingan hingga merchandise. Bagi Persikotas kami masih mengais ngais sponsor, tiket dan sedikit penjualan merchandise.

Seleberasi pasukan Persikotas FC
Seleberasi pasukan Persikotas FC
Sumber :
  • tvOnenews.com - Cepi Kurnia

 

Namun, jalan sudah ditempuh, ternyata apa yang dilakukan sudah benar. Ini terbukti dari penampilan Persikotas yang tak buruk selama mengarungi liga empat seri dua. Finish di Juara Ketiga, Persikotas bisa mengukir sejarah dengan promosi ke liga 4 seri 1. 

Selama babak kualifikasi, Persikotas salah satu tim yang paling produktif dan minim kebobolan. Pemain, pelatih dan supporter saling dukung dengan hati sehingga kolaborasi apik membuahkan hasil yang ciamik.

Demikian, berkaca dari pengalaman mengelola Persikotas, memang tidak seharusnya kita menuntut sepak bola kita segera bisa meraih prestasi di tingkat regional apalagi dunia.

Perjalanan masih panjang, dan rute yang ditempuh tak selamanya mulus dan lenggang, pasti masih banyak halangan dan tantangan untuk menciptakan timnas sepak bola yang solid, stabil dan berbagai tingkatan umur. Kita harus bicara banyak hal, sejak membuat kompetisi berjenjang yang rutin, insentif pendanaan bagi klub, pembinaan pada sekolah sekolah sepak bola, sertifikasi dan pelatihan pelatih dan wasit dan masih banyak lagi. 

Saya melihat semua itu telah diurus federasi, saya kira tugas kita sebagai warga negara tinggal mendukung dan datang setiap kali timnas bertanding. Semoga pada 2025 mimpi kita agar timnas sepak bola kita bisa berlaga di Piala Dunia bisa terwujud. (Ecep Suwardaniyasa Muslimin)
 

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Belasan Polisi Dipecat Tak Hormat Gegara Terlibat Penipuan dan Berzina, Ini Buktinya

Belasan Polisi Dipecat Tak Hormat Gegara Terlibat Penipuan dan Berzina, Ini Buktinya

Korpolairud Baharkam Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) pecat belasan anggota polisi terbukti lakukan tindakan pelanggaran hukum dan kode etik Polri.
Prabowo Dorong Transformasi Digital, Fokus Tingkatkan Kepatuhan Pajak dengan Reformasi Sistem Perpajakan

Prabowo Dorong Transformasi Digital, Fokus Tingkatkan Kepatuhan Pajak dengan Reformasi Sistem Perpajakan

Presiden Prabowo Subianto segera membentuk Komite Percepatan Transformasi Digital sebagai langkah strategis memperkuat reformasi perpajakan
Lindungi Jemaah Indonesia, Ketua Komisi VIII DPR RI Dorong Regulasi Batas Biaya Haji Furoda

Lindungi Jemaah Indonesia, Ketua Komisi VIII DPR RI Dorong Regulasi Batas Biaya Haji Furoda

Ketua Komisi VIII DPR RI, Marwan Dasopang, mengusulkan agar revisi Undang-Undang Haji di masa mendatang mencakup pengaturan batas atas biaya haji furoda. 
China Tegaskan Transparansi soal Lonjakan Penyakit Pernapasan: HMPV Bukan Ancaman Baru

China Tegaskan Transparansi soal Lonjakan Penyakit Pernapasan: HMPV Bukan Ancaman Baru

Pemerintah China menegaskan komitmennya untuk terus transparan dalam menyampaikan data terkait peningkatan penyakit infeksi saluran pernapasan
Mindstores Sabet Penghargaan Indonesia Best Digital Innovation 2024

Mindstores Sabet Penghargaan Indonesia Best Digital Innovation 2024

Entitas anak WIR Group PT WIR ASIA Tbk, Mindstores, sabet penghargaan bergengsi di Indonesia Best Digital Innovation 2024 yang diselenggarakan oleh Majalah SWA.
Polda Sumut Tangkap 31 Tersangka Narkoba, Sita Ratusan Gram Sabu hingga Pil Ekstasi

Polda Sumut Tangkap 31 Tersangka Narkoba, Sita Ratusan Gram Sabu hingga Pil Ekstasi

Polda Sumut bersama jajaran berhasil meringkus 31 tersangka kasus narkoba dalam operasi yang digelar sejak 30 Desember 2024 hingga 6 Januari 2025
Trending
Wasiat Terakhir Alvin Lim, Amanat untuk Putri Tercinta dan Pesan Haru pada Sahabatnya

Wasiat Terakhir Alvin Lim, Amanat untuk Putri Tercinta dan Pesan Haru pada Sahabatnya

Sahabat dekat mendiang Alvin Lim, advokat Togar Situmorang, membagikan kisah emosional tentang pesan terakhir yang dititipkan almarhum sebelum berpulang. 
David Naif Tegaskan Ogah Lihat Wajah Penyebar Video Syur Anaknya Audrey Davis, Ini Alasannya

David Naif Tegaskan Ogah Lihat Wajah Penyebar Video Syur Anaknya Audrey Davis, Ini Alasannya

Audrey Davis, anak dari David Bayu, ex vokalis Band Naif telah menjalani sidang kasus video syurnya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Selasa (7/1/2025).
Kemenperin Akui Apple Belum Bicara Bangun Pabrik, Produsen iPhone Masih Pikir-Pikir?

Kemenperin Akui Apple Belum Bicara Bangun Pabrik, Produsen iPhone Masih Pikir-Pikir?

Proposal investasi yang diajukan pihak Apple ternyata sebatas mendapatkan sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) masih menggunakan skema inovasi.
Soal Calon Jemaah Haji Usia 90 Tahun, Menag Diharapkan DPR Dekati Arab Saudi Urung Rencana Pembatasan Kuota

Soal Calon Jemaah Haji Usia 90 Tahun, Menag Diharapkan DPR Dekati Arab Saudi Urung Rencana Pembatasan Kuota

Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang berharap Menteri Agama mengagalkan pembatasan kuota calon jemaah haji usia 90 tahun dari rencana Pemerintah Arab Saudi.
Tak Tahan Lagi, Thom Haye Akhirnya Blak-blakan soal Hubungannya dengan Shin Tae-yong di Timnas Indonesia: Sebenarnya Cukup Sulit...

Tak Tahan Lagi, Thom Haye Akhirnya Blak-blakan soal Hubungannya dengan Shin Tae-yong di Timnas Indonesia: Sebenarnya Cukup Sulit...

Thom Haye tak tahan lagi dan akhirnya bicara jujur soal hubungannya yang sebenarnya dengan Shin Tae-yong di Timnas Indonesia, blak-blakan sampai bilang begini.
Tak Peduli Timnas Indonesia Kini di Atas Arab Saudi dan Bahrain, Coach Justin Kecewa Shin Tae-yong Tidak Bisa...

Tak Peduli Timnas Indonesia Kini di Atas Arab Saudi dan Bahrain, Coach Justin Kecewa Shin Tae-yong Tidak Bisa...

Coach Justin mengungkapkan kekecewaannya terhadap Shin Tae-yong meski Shin Tae-yong berhasil membawa Timnas Indonesia berada di atas Arab Saudi dan Bahrain.
Jauh Sebelum STY Dicopot PSSI, Indra Sjafri Bongkar Rencana Awal Shin Tae-yong untuk Timnas Indonesia, Katanya...

Jauh Sebelum STY Dicopot PSSI, Indra Sjafri Bongkar Rencana Awal Shin Tae-yong untuk Timnas Indonesia, Katanya...

Jauh sebelum Shin Tae-yong dipecat oleh PSSI, Indra Sjafri bongkar rencana awal Shin Tae-yong saat baru menjabat sebagai pelatih Timnas Indonesia, katanya...
Selengkapnya
Viral