GULIR UNTUK LIHAT KONTEN

ADVERTISEMENT

LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Pojok KC - Kolase Foto Anies baswedan
Sumber :
  • tim tvonenews

Memang Selalu Demikian, Anies!

Politik didesain hanya untuk para pemenang, tak ada yang akan menemani yang kalah. Maka itu, tak ada batas, garis, demarkasi antara "putih" dan "hitam" semua dibiarkan menjadi "abu-abu".
Rabu, 4 September 2024 - 08:59 WIB

MEMANG selalu demikian Anies Baswedan, setelah perjuangan tak selamanya kesetiaan yang akan datang. Engkau akan terus saksikan satu persatu jalinan yang rekat dalam kerja kerja politik, satu persatu akan lepas dengan berbagai dalih dan pertimbangan.

Karena di sini politik didesain hanya untuk para pemenang, tak ada yang akan menemani yang kalah. Maka itu, tak ada batas, garis, demarkasi antara "putih" dan "hitam" semua dibiarkan menjadi "abu-abu", seperti kelompok arisan, setelah kontestasi lima tahunan yang saling serang dan “brutal,” kini semua menjadi bagian pihak pemenang. Semua menjadi satu kembali, seperti tak pernah ada yang serius sebelumnya. Sebab, semua partai politik  menunggu pembagian “kue” yang akan dilakukan oleh sang pemenang. 

Dan pihak yang kalah bukan hanya tak bisa mengembangkan barisan sendiri sebagai penyeimbang kekuasaan, oposisi, tapi bahkan harus digergaji layarnya sehingga bahteranya kandas.

Demikian Anies menghadapi kenyataan dijegal berkali kali hanya karena ia potensial menjadi barisan penyeimbang, oposisi, sesuatu yang sebenarnya sangat dibutuhkan untuk membuat politik kembali sehat dan punya manfaat untuk publik. 

Baca Juga

Penjegalan pertama kali ketika pihak penguasa dengan berbagai cara---dengan tawaran jabatan atau tekanan hukum--berhasil menghimpun 12 partai politik untuk "hanya" mendukung Ridwan Kamil dan Suswono.
Saat itu satu partai yang tersisa, PDI Perjuangan tak mampu lagi berbuat apapun. Dengan belenggu aturan ambang batas minimal, pasangan Ridwan Kamil dan Suswono saat itu hanya akan berhadapan dengan kotak kosong. 

Untuk mengesankan demokrasi telah ditempuh, seorang “calon boneka” diciptakan untuk menjadi lawan. Caranya melalui jalur independen dengan mengumpulkan KTP dukungan yang kemudian kita tahu ternyata banyak yang diperoleh dengan cara tak semestinya. 

Lalu tiba tiba ada “gempa politik”. Mahkamah Konstitusi mengeluarkan putusan No.60/PUU-XXII/2024 yang menurunkan ambang batas pencalonan kepala daerah di DPRD. Putusan ini seperti membuka jendela untuk kamar yang dibiarkan pengap selama sekian lama. Udara segar tiba tiba masuk lewat daun jendela, menggairahkan kembali kompetisi politik di daerah-daerah. Partai semacam PDI Perjuangan yang tadinya “pasrah” karena tak bisa mengajukan pasangan calon kepala daerah kini bisa saja mengusung Anies sendirian. Toh hanya butuh dukungan 7,5 persen suara. 

Tapi tentu tak mudah menaklukan DPR. Mereka terbiasa bersiasat. Sehari setelah putusan MK, esokya Rabu, (21/08) DPR tiba tiba tancap gas merevisi aturan Undang Undang Pilkada. Mereka menolak menggunakan putusan MK dan mengembalikan ambang batas pencalonan kepala daerah seperti semula. Hanya tujuh jam, delapan fraksi dalam Badan Legislatif sepakat mengajukan revisi Undang Undang Pilkada untuk disahkan pada rapat paripurna DPR, Kamis (22/08). 

DPR baru “takluk” setelah mahasiswa menggeruduk gedung parlemen, merobohkan pintu gerbang dan mamaksa wakil rakyat menghentikan pembahasan revisi Undang Undang Pilkada. Unjuk rasa tak hanya di Jakarta. Hampir di seluruh kota besar di Jawa dan luar Jawa, mahasiswa secara serentak turun ke jalan. Akhirnya setelah berkonsultasi dengan Istana, DPR sepakat membatalkan pembahasan dan bersedia mengikuti putusan MK. 

Segera selesaikah kartel politik? Bisa dengan mudah kah Anies lalu diusung parpol menjadi calon kepala daerah. Secara logika politik harusnya iya. Anies bintang di langit Jakarta. Hasil survei yang dilakukan lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada 8-12 Agustus 2024 menunjukkan elektabilitas Anies Baswedan teratas dalam bursa calon gubernur di Pilkada Jakarta 2024.

Hasil survei SMRC dengan toleransi kesalahan diperkirakan kurang lebih 4,5 persen menunjukkan Anies memiliki elektabilitas yang kuat dengan mendapatkan 42,8 persen. Survei tersebut juga menunjukkan bahwa elektabilitas Anies mengungguli Ridwan Kamil atau RK yang mencatatkan 34,9 persen bila "head-to-head" di antara keduanya terjadi di Pilkada Jakarta 2024. 

Anies, bahkan masih unggul dibandingkan Ahok. Berdasarkan data SMRC, Anies meraih 37,8 persen, Ahok mendapatkan 34,3 persen. Oleh sebab itu, wajar nama Anies diperhitungkan dalam bursa Pilkada Jakarta dan disebut akan diusung oleh PDIP.

Dan pagi itu, Senin (26/08) dengan senyum sumringah Anies mencium tangan ibunya. Ia pamit sambil mengenakan batik yang tak biasa: tenun merah.  Tujuannya pergi ke kantor DPP PDI Perjuangan di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. "99 persen kami akan mengusung Anies," ujar Masinton, anggota komisi 3 dari fraksi PDI Perjuangan sehari sebelumnya. 

Anies bahkan bertemu dengan Rano Karno, orang yang akan mendampinginya mengelola Jakarta di kantor pusat partai Banteng itu. Sebuah foto pertemuan itu lalu beredar ke publik dan para pewarta di lapangan beberapa sudah membuat laporan potensi PDI Perjuangan akan mengusung Anies sesaat lagi, namun kita tahu hingga ujung acara nama Anies tak disebut oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. 

Demikian, politik bisa berlarat larat, melingkar lingkar, penuh drama, namun tak bisa dikenali lagi dasar dasar dan pertimbangan putusan politiknya, tak bisa ditangkap titik negosiasi dan perundingannya. Dan seperti kita tahu ujungnya: Anies tak bisa mendaftar di pilkada daerah manapun. Hingga batas akhir pendaftaran, tak ada satupun partai politik yang mengusung Anies meski elektabilitasnya paling tinggi di Jakarta. 

Seperti burung pipit yang mati lemas karena dicengkeram dengan keras, politik dan demokrasi diam diam meredup. Feodalisme semakin diberi tempat. Partai berubah jadi kumpulan pecinta, fans ketua umum. Hubungan antar kader tak  dilandasi keterbukaan, keadilan dan demokratisasi tetapi berdasarkan patron-klien, orang tua-anak.

Dalam konstruksi politik semacam ini, titah ketua umum jadi hukum. Semua sudah selesai di tangan ketua umum, tak ada celah bagi putusan politik yang tak terduga. Politik lalu menjadi nihilisme, tak membawa nilai nilai baru. 

Politik hanya jadi ritual belaka: tanda gambar yang dicoblos setiap lima tahun sekali dan nama nama politisi, tak ada ideologi yang bergelora, tak ada gairah atau tindakan besar atas nama ideologi tersebut.

Politik sebagai perjuangan hilang, digantikan politik sebagai repetisi saja, sesuatu yang berulang ulang, rutin. Ia ada mungkin hanya setiap pemilu atau pemilukada. 

Lalu di mana harapan? Harapan justru ada di luar proses politik resmi, ekstra parlementer. Mahasiswa yang berhimpun secara mandiri, membuat pagar hidup untuk menjaga temannya ketika dikejar dan dipukuli aparat. Atau pekerja kreatif seperti Reza Rahadian yang akhirnya terdorong turun ke jalan. “Mustinya saya cukup diam duduk di rumah, tapi ternyata tidak bisa,” ujar Reza Rahadian.

Anies seperti Reza akhirnya terserap lebih jauh masuk ke dalam politik karena merasa bidang ini terlampau penting jika hanya diserahkan pada politisi saja. Ia saya dengar tengah serius membuat organisasi massa. Saya senang pada akhirnya ia lebih serius untuk jadi barisan penyeimbang. Berada di luar pemerintahan sangat mulia karena dengan itu rakyat pada akhirnya seperti selalu punya “harapan”.

 Anies Baswedan barangkali simbol harapan itu. Harapan barangkali seperti jalan setapak yang semula tak tampak di semak semak di pegunungan, tapi ketika banyak orang melewatinya,  jalan itu lalu terlihat dan tercipta. (Ecep Suwardaniyasa Muslimin)

Komentar

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

Jangan Lewatkan

Rezeki Bertubi dan Cinta Bersemi,Ramalan 12 Shio di 8 Mei 2025

Rezeki Bertubi dan Cinta Bersemi,Ramalan 12 Shio di 8 Mei 2025

Ramalan shio 8 Mei 2025 terbaru. Simak prediksi keuangan dan asmara untuk 12 shio, lengkap untuk yang berpasangan dan lajang. Jangan sampai kelewatan!
Reaksi Girang Media Vietnam usai Timnas Indonesia Rugi Besar Akibat AFC: Kami Punya Alasan

Reaksi Girang Media Vietnam usai Timnas Indonesia Rugi Besar Akibat AFC: Kami Punya Alasan

Timnas Indonesia U-23 alami kerugian besar akibat keputusan AFC soal pot drawing Kualifikasi Piala Asia U-23 2026. Media Vietnam justru menyambut kabar ini.
Fantastis! Segini Hadiah untuk Persib Bandung Usai Raih Gelar Juara Liga 1 2024-2025

Fantastis! Segini Hadiah untuk Persib Bandung Usai Raih Gelar Juara Liga 1 2024-2025

Persib Bandung meraih gelar juara Liga 1 2024-2025, menyusul hasil imbang 3-3 Persik Kediri melawan Persebaya di Stadion Brawijaya, Kediri, Senin (5/5/2025).
Media Vietnam Diam-diam Berharap Timnas Indonesia Selesaikan Naturalisasi Pascal Struijk karena …

Media Vietnam Diam-diam Berharap Timnas Indonesia Selesaikan Naturalisasi Pascal Struijk karena …

Secara tak disangka, media Vietnam mengharapkan Timnas Indonesia berhasil menaturalisasi Pascal Struijk yang memiliki nilai pasaran fantastis. Mengapa begitu?
Tak Kuat Lagi, Warga China Protes soal Para Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia: Tolong Diperiksa…

Tak Kuat Lagi, Warga China Protes soal Para Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia: Tolong Diperiksa…

Warga China kini mulai bersuara lantang terkait kehadiran para pemain naturalisasi di Timnas Indonesia menjelang laga panas Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Jay Idzes Diincar Inter Milan, Direktur Venezia Tiba-Tiba Bilang Terima Kasih Jelang Bursa Transfer Musim Panas 2025

Jay Idzes Diincar Inter Milan, Direktur Venezia Tiba-Tiba Bilang Terima Kasih Jelang Bursa Transfer Musim Panas 2025

Direktur olahraga Venezia menyampaikan ucapan terima kasih kepada Inter Milan, yang belakangan ramai dikabarkan tertarik kepada Jay Idzes.

Trending

Terang-terangan, Ketum PSSI Erick Thohir Berani Jujur Usai Para Pemain Persib Bandung Juara Liga 1 2024-2025

Terang-terangan, Ketum PSSI Erick Thohir Berani Jujur Usai Para Pemain Persib Bandung Juara Liga 1 2024-2025

Persib Bandung tempatkan diri sebagai juara musim ini, menyusul hasil imbang 3-3 Persik Kediri melawan Persebaya di Stadion Brawijaya, Kediri, Senin (5/5/2025).
Di Tengah Tuntutan Ganti Wapres Gibran, Try Sutrisno Hadiri Halal Bihalal Purnawirawan TNI

Di Tengah Tuntutan Ganti Wapres Gibran, Try Sutrisno Hadiri Halal Bihalal Purnawirawan TNI

Di tengah tuntutan ganti Wapres Gibran, Wapres ke-6 Try Sutrisno menghadiri acara halal bihalal Purnawirawan TNI Angkatan Darat (AD) di Balai Kartini, Jakarta,
Gegara Rebutan Lahan, Juru Parkir di Serang Ditikam dan Diintimidasi Anggota Ormas

Gegara Rebutan Lahan, Juru Parkir di Serang Ditikam dan Diintimidasi Anggota Ormas

Seorang juru parkir di toko sekitar Pasar Ciruas, Kabupaten Serang, Iding (55) mendapatkan ancaman hingga ditikam menggunakan senjata tajam (sajam) oleh HE (47) oknum organisasi masyarakat (ormas) karena diduga merebut lahan parkir miliknya.
Tak Boleh Main-main soal Tunggakan Gaji Pemain, Ketum PSSI Erick Thohir Bakal Beri Hukuman Tegas Ini

Tak Boleh Main-main soal Tunggakan Gaji Pemain, Ketum PSSI Erick Thohir Bakal Beri Hukuman Tegas Ini

Ketum PSSI Erick Thohir tegas bakal memberi hukuman serius kepada klub-klub Liga Indonesia jika terbukti menunggak gaji para pemainnya.
Lemhanas Komentari Usulan Purnawirawan TNI soal Ganti Wapres Gibran

Lemhanas Komentari Usulan Purnawirawan TNI soal Ganti Wapres Gibran

Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) menyatakan bahwa usulan pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tidak perlu dikaji lebih lanjut. 
Asal-usul Terkenalnya Hercules di Tanah Abang Pernah Diteliti Penulis asal Belanda, Eks Panglima TNI Gatot Nurmantyo: Dia Itu Cuma…

Asal-usul Terkenalnya Hercules di Tanah Abang Pernah Diteliti Penulis asal Belanda, Eks Panglima TNI Gatot Nurmantyo: Dia Itu Cuma…

Sosok Hercules dikenal sebagai preman kelas kakap ini menjadi simbol kekuasaan jalanan pada era 1980-an hingga awal 2000-an. Namun, di balik citra “manusia kebal senjata” ada...
Setelah Ditunggu-tunggu, PSSI Akhirnya Pastikan Pemain Naturalisasi Baru Jelang Timnas Indonesia vs China akan... 

Setelah Ditunggu-tunggu, PSSI Akhirnya Pastikan Pemain Naturalisasi Baru Jelang Timnas Indonesia vs China akan... 

PSSI akhirnya umumkan rencananya soal pemain naturalisasi baru jelang Timnas Indonesia vs China, benarkah akan datang pemain baru untuk Timnas Indonesia nanti?
Selengkapnya

Viral

ADVERTISEMENT