Sinyal Krisis Iklim Dari Davos
- IST
Penyebab peningkatan suhu tahunan Bumi adalah adanya konsentrasi GRK yang kian tinggi. Tigas gas paling berpengaruh terhadap pemanasan global, masing-masing karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrogen oksida (N2O). Selama manusia mengeluarkan emisi GRK, pemanasan global akan terjadi, sebagaimana sudah dibahas dalam WEF Davos.
Pemanasan global hanya bisa dimitigasi melalui program net zero emission (NZE), dan Indonesia mematok target NZE pada tahun 2060, atau lebih cepat. Saat berbicara di Davos, Menteri ESDM Arifin Tasrif, menyampaikan bahwa NZE hanya bisa dicapai melalui kemajuan teknologi, mendorong inovasi, dan perbaikan secara konstan. Dan itu butuh komitmen kuat dalam transisi energi.
Dalam hal kemajuan teknologi, Arifin mencontohkan, teknologi canggih dibutuhkan untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan.
"Misalnya, sistem teknologi penyimpanan, yang berkembang pesat di sektor pembangkit tenaga listrik dan transportasi," kata Arifin. Lebih lanjut Arifin menyampaikan, dalam peta jalan NZE Indonesia, lebih dari 56 Giga Watt (GW) Battery Energy Storage System (BESS) dan ratusan juta kendaraan listrik akan beroperasi tahun 2060.
Kontribusi Pertamina
Menurut Dirut PT Pertamina Nicke Widyawati dalam diskusi di Davos, Pertamina dalam posisi leading sector transisi energi di Indonesia dan memastikan seluruh segmen masyarakat dapat menerima manfaatnya. Hal tersebut juga merupakan komitmen global dan menjadi bagian dari rekomendasi kebijakan dari Business 20-Task Force Energy, Sustainability, and Climate (B20-TF ESC) dalam gelaran G20 November 2022 di Bali.
B20-TF ESC telah melahirkan enam rekomendasi kebijakan untuk mempercepat transisi energi yang mengakomodasi tantangan, peluang, dan risiko yang terkait peningkatan transisi yang adil dan teratur di negara berkembang. Menurut Nicke, secara prinsip tidak ada yang tertinggal dalam transisi energi.
Pertamina (Persero) bertekad untuk terus berperan secara signifikan dalam mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia, dengan mengoptimalkan sumber daya di dalam negeri, terutama nikel.
“Kami yakin dengan cadangan nikel di Indonesia, kami bisa memproduksi baterai dan meningkatkan penetrasi EV,” ujar Nicke Widyawati, di Paviliun Indonesia, WEF Davos.
Load more