Ekonom: MBG Gerakkan Pasar Pangan Lokal, Ingatkan Tata Kelola Menentukan Keberlanjutan
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com - Ekonom sekaligus pendiri Bright Institute, Awalil Rizky, menilai program yang dijalankan Badan Gizi Nasional (BGN) yaitu Makan Bergizi Gratis (MBG) itu tidak hanya memperbaiki kecukupan gizi masyarakat, tetapi juga mendorong ekonomi daerah.
Menurut Awalil, pelaksanaan MBG) mulai menunjukkan kontribusi ekonomi di sejumlah daerah melalui meningkatnya permintaan pangan lokal. Aktivitas pasar disebut semakin bergerak dinamis dan membantu menjaga kestabilan harga komoditas di kalangan petani serta pedagang.
Awalil menjelaskan bahwa pergerakan rantai pasok pangan di daerah menjadi salah satu dampak positif penerapan MBG. Kebutuhan bahan baku untuk menu harian disebut membuat produksi dan distribusi pangan lebih aktif.
Ia mengingatkan pentingnya penguatan tata kelola agar manfaat ekonomi dapat dirasakan secara merata di seluruh wilayah.
“Kalau program MBG ini diteruskan, harus terus menerus diperbaiki, kembali ke tujuan yang dicanangkan sejak awal. Jadi MBG tidak hanya terkait penyediaan makanan kepada para siswa, ibu hamil, dan seterusnya, tetapi juga bisa menggerakkan perekonomian terutama perekonomian lokal,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (06/12/2025).
Ia juga menilai manajemen anggaran MBG terus mengalami peningkatan. Menurutnya, perbaikan tersebut dibutuhkan mengingat besarnya alokasi dana yang harus disalurkan ke daerah.
Terkait persaingan usaha, ia menekankan perlunya pemerintah menindaklanjuti lima rekomendasi Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang dirilis Agustus 2025, terutama mengenai kemitraan pelaku usaha dalam program MBG.
“Menurut saya, rekomendasi KPPU perlu digaungkan agar pasar jangan sampai menjadi tidak sehat. Misalnya adanya monopoli, oligopoli, atau segelintir pihak yang menguasai pasokan. Rekomendasi KPPU justru bisa mengatasi persoalan-persoalan yang tidak perlu,” tegasnya.
Awalil menambahkan bahwa besarnya alokasi anggaran MBG ikut memberi dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional menjelang penutupan realisasi fiskal 2025. Aktivitas pengadaan, distribusi, hingga kemitraan dari program tersebut dinilai mempercepat sirkulasi ekonomi di banyak daerah.
Dampak ekonomi MBG juga mulai dirasakan pelaku usaha kecil. Di Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, pedagang sayur Tri Susanto mengaku pendapatannya meningkat sejak menjadi pemasok bahan pangan untuk Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kalikajar 1 Purbalingga. Ia menyebut sebelumnya hanya bergantung pada penjualan harian yang fluktuatif.
Load more