Gus Yahya Ngaku Siap Diperiksa soal Isu PBNU Terima Aliran TPPU Rp100 Miliar
- YouTube/ TVNU Televisi Nahdlatul Ulama
Jakarta, tvOnenews.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengaku siap diperiksa terkait isu PBNU menerima aliran dana tindak pidana pencucian uang (TPPU) hingga Rp100 miliar dari eks Bendahara Umum PBNU Mardani Maming.
"Ya kita nunggu juga. Kalau ada yang memeriksa silakan saja gitu lho," kata Gus Yahya di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, dikutip Kamis, 4 Desember 2025.
Gus Yahya menegaskan dirinya dan para pengurus di PBNU semuanya taat hukum. Maka dari itu, pihaknya mengaku siap jika harus diperiksa terkait isu tersebut.
"Jadi posisi semua orang dalam hal ini sebagai warga negara, kita semua taat hukum, silakan diproses," ungkap dia.
Dia menuturkan, hingga saat ini pihaknya masih menunggu tindak lanjut dari aparat penegak hukum mengenai isu tersebut.
"Tetapi, ya jangan belum-belum lalu mengada-ada, sudah menuduh TPPU. Sementara dijadikan alasan, padahal faktanya enggak ada dan indikasinya itu juga tidak jelas, ya," tutur Gus Yahya.
Terlebih, kata dia, jika proses hukum terkait dugaan aliran TPPU ini hanya berdasarkan pada pernyataan yang tidak memiliki dasar.
"Tapi sejauh hal-hal menyangkut hukum. Kita semua taat hukum, dan kita mau silakan apabila ada proses hukum yang dijalankan," jelas dia.
Untuk diketahui, desakan Gus Yahya untuk mundur dari jabatan Ketua Umum PBNU salah satunya karena ada indikasi dalam tata kelola keuangan di dalam PBNU. Hal ini tertuang dalam Risalah Rapat Harian Syuriah PBNU.
Sementara itu, Katib Syuriyah PBNU KH Sarmidi Husna sebelumnya mengungkap indikasi pelanggaran tata kelola keuangan PBNU jadi salah satu pertimbangan memberhentikan Gus Yahya dari jabatan Ketua Umum PBNU.
Sarmidi juga membenarkan adanya hasil audit internal PBNU tahun 2022 yang menyatakan ada aliran dana Rp100 miliar ke rekening PBNU yang dikelola Mardani Maming saat jadi Bendahara Umum PBNU.
"Soal audit ini memang sebenarnya itu adalah konsumsi internal. Tapi saya enggak tahu kok tiba-tiba itu bisa viral, bisa nyebar di media massa, media sosial," kata Sarmidi di Hotel Sultan, Jakarta Pusat.
Load more